HIDUPKATOLIK.com – Yer. 31:31-34; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mat. 16:13-23
KISAH pengakuan iman Petrus ini sudah sering direfleksikan sebagai dasar kewibawaan kepemimpinan Rasul Petrus. Namun, sebenarnya kita paham bahwa Yesus sendirilah “batu karang” di mana Gereja didirikan, bukan Petrus yang perannya memang sebagai pemersatu umat beriman dalam Yesus Kristus, “batu penjuru” Gereja.
Justru, Petrus yang dipercayai nama yang sebegitu berat tanggung-jawabnya “di atas batu karang ini” (Mat.16:18), segera harus menyadari kehadiran “iblis” dalam dirinya. “Satu batu sandungan” (Mat. 16:23) yang dapat menghalang-halangi jalan Yesus
kepada Bapa.
Akan tetapi, apa pun pengalaman Petrus, bahkan kegagalannya untuk tetap setia pada Yesus, menjadi pelajaran berharga bagi kita, bahwa kasih setia dan pengampunan dari Tuhan sendirilah jaminannya.
Kedatangan Yesus merealisasikan sepenuhnya Perjanjian Baru yang diwartakan oleh Nabi Yeremia, satu perjanjian yang tertulis dalam batin, dimateraikan oleh Darah Anak Domba yang sejati, Putera Allah sendiri.
Maka dari itu, masing-masing dari kita tetap harus memberikan jawaban pribadi di hadapan pertanyaan Yesus: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mat. 16:15).
Pastor Vitus Rubianto Solichin, SX
Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta, Doktor Teologi Kitab Suci dari Universitas Gregoriana, Roma