HIDUPKATOLIK.com – Pastor Wartaya SJ sangat bersyukur karena paroki ini memiliki Tiga P.
BAU busuk menyeruak hingga menempel pada setiap cuping hidung orang-orang yang melewati area Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda (HSPMTB) Tangerang. Siang itu, bongkahan besar kotoran kuda tertumpuk di depan gereja. Kotoran itu dikumpulkan sebagai bahan dasar dalam membangun fondasi menara lonceng gereja.
Beginilah keunikan pengolahan limbah yang dicetuskan oleh “bapak pembangunan paroki Tangerang”, Pastor Sigfridus Binzler Bintarto SJ atau karab disapa Pastor Bin. Tidak hanya itu, jejak sentuhan Pastor Bin juga dapat dilihat pada Aula Santa Maria dan gedung pastoran.
Kini Paroki Tangerang sudah memasuki usia 70 tahun sejak berdiri pada tahun 1948. Bermula dari perutusan seorang imam bernama Pastor Jacobus Van Leengoed SJ dan Pastor Laurentius Vander Werf SJ yang diutus melayani iman umat di Tangerang.
Pembaptisan pertama terjadi pada 23 Mei menandai berdirinya paroki. Pada mulanya, sebagai tempat beribadah, Paroki Tangerang menggunakan sebuah gedung sekolah yang terbengkalai di Jalan Raya no 15 atau yang dikenal dengan Jalan Daan Mogot.
Pada tahun 1952 Mgr P Willekens mengukuhkan Paroki Tangerang. Bangunan gereja ini berdiri dalam satu komplek dengan Sekolah Strada. Paroki ini pun memperluas area pelayananya dengan membangun stasi di Ciledug, Tigaraksa, Serpong, Tanjung Pasir/Tanjung Kait, Cengkareng, dan Kapuk.
Pembangungan gereja juga semakin pesat dengan hadirnya Pastor Bin pada pertengan tahun 1987. Usai masa kepemimpinan Pastor Bin estafet kepemimpinan diserahkan kepada Pastor Stevanus Bratakartana SJ atau yang akrab disapa Romo Broto pada tahun 1997. Romo Broto mendirikan Aula St Agustinus dan Rumah Doa Agustinus Poris.
“Saat ini kita hanya tinggal merawat apa yang telah ada dan meningkatkan partisipasi umat untuk saling melayani satu sama lain,” ujar Pastor Broto. Selain mempercantik gereja, Paroki Tangerang juga giat membangun iman umat khususnya bagi kaum muda.
Pastor Sujudyanto SJ mendorong paroki untuk membuat perpustakaan budaya, Majalah Terang, dan berita paroki. Selain itu dibentuk juga Persaudaraan Siswa Siswi Negeri Katolik (PERSINK). Setelahnya para pastor paroki mendayung di samudera luas modernitas untuk merawat iman umat agar tidak gugur.
Pada tahun 2012 hingga 2013 Paroki Tangerang mengusung gerakan menuju Gereja yang semakin terlibat. Dengan demikian diangkatlah tema “Bersyukur untuk Semakin Terlibat”. Kegiatan keterlibatan ini pun dikemas melalui Gowalk. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan tempat-tempat ikonik Kota Tangerang sekaligus mengajak masyarakat untuk memiliki kemauan hidup sehat.
Gowalk pun menjadi kegiatan rutin setiap tahun kala menyambut ulang tahun Paroki Tangerang. Tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Gowalk mengajak masyarakat Tangerang untuk berpartisipasi mengikuti kegiatan jalan sehat. Selain itu diadakan kenduri, dengan membagi-bagikan sembako kepada masyarakat sekitar gereja serta pemberian nasi kotak (23/5).
Puncak acara perayaan diadakan pada Minggu (27/5). Misa syukur dipimpin oleh Pastor Sunu Hardiyanta SJ. Pada saat homili, ia meminta kesediaan Pastor Wartaya SJ memberikan testimoni dan ia mengungkapkan sangat bersyukur karena paroki ini memiliki tiga P yakni potensial, perhatian, dan pengorbanan. “Potensial majemuk, perhatian sama romonya, dan pengorbanan luar biasa bisa bekerja dan meluangkan waktu untuk Gereja,” tuturnya.
Pastor Sunu mengatakan, tema ulang tahun bukan menjadi alasan untuk bersyukur, tetapi menjadi rahmat. “Semoga umat menjadi semakin mampu bersyukur, mampu ramah dalam bermasyarakat,” ujarnya.
Lolita Sianipar