“Dos Banderas”

311

HIDUPKATOLIK.com PW St. Ignasius Loyola; Yer. 14:17-22; Mzm. 79:8,9,11,13; Mat. 13:36-43

AWALNYA, St. Ignasius dari Loyola (1491-1556), pendiri Sarekat Yesus (SY), adalah seorang perwira militer Basque, Spanyol. Wajar, bila saat ia membangun spiritualitas tarekatnya, karakter tersebut tetap tampak. Dalam buku Latihan Rohani/LR yang disusunnya antara 1522-1524, ia menguraikan mengenai Dos Banderas (Dua Bendera), yang dalam konteks militer merupakan road-map atau panduan lapangan yang harus diikuti saat bertempur.

Dos Banderas adalah Panji Kristus dan Panji Setan (lih. LR 136-147). Melalui dua bendera itu, disadarkan bahwa dalam hidup batiniah maupun lahiriah manusia, tetap selalu ada ‘pertarungan perebutan pengaruh antara Kristus (Yang Diurapi) melawan Lucifer (Pembawa Terang)’.

Masing-masing memiliki sistem nilainya sendiri-sendiri. Tentu saja, Ignatius memilih Panji Kristus. Ia tahu persis uraian Yesus mengenai perumpamaan ‘lalang di antara gandum’ (lih. Mat 13:24-30.36-43). Di ‘ladang, yaitu dunia (Yun. kosmos, bukan gé atau bumi seperti pada Mat. 5:13) itulah, terjadi pertempuran antara “anak-anak Kerajaan vs anak-anak si jahat atau iblis’ (ay. 38-39).

Pemakaian kata Iblis (Yun. diabolos) menarik. Iblis adalah sosok yang selalu berusaha mengubah orientasi mangsanya, berbeda dengan Setan (Yun. satanas), yang kodratnya adalah oposan langsung melawan Allah (lih. Mat. 4:18; 13:26; 16:23).

Atas dasar ini, maka sistem nilai yang ditawarkan oleh diabolos, bisa saja kelihatan baik-baik. Maka hati-hatilah, kata Ignasius. Untuk itu kita perlu “mohon pengertian atas tipu muslihat pemimpin jahat itu, pertolongan untuk menjaga diri menghadapinya, serta juga mohon pengertian hidup sejati yang diajarkan Panglima tertinggi yang sejati, serta rahmat untuk meneladan-Nya” (LR 139).

Itulah perintah harian, yang akan membawa “mereka yang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka” (ay. 43).

Henricus Witdarmono
M.A. Rel. Stud. Katholieke Universiteit te Leuven, Belgia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini