Membela Kehidupan, Mengasihi Allah

209
Pastor Hartono MSF berbicara di hadapan peserta seminar.
[HIDUP/Felicia Permata Hanggu]

HIDUPKATOLIK.com TULISAN berbahasa Italia, La Vita Nelle Nostra Mani, terpampang di sebuah layar di satu ruangan di Gedung Sanggar Prathivi, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu, 7/7. “Tulisan itu merupakan judul buku Maurizio Pietro Faggioni, yang berarti ‘Hidup Diletakkan Allah Pencipta ke Dalam Tangan Kita, Dipercayakan pada Tanggung Jawab Kita pada Kebijaksanaan dan Cinta’,” ungkap Sekretaris Komisi Keluarga KWI, Pastor Hibertus Hartono MSF.

Pesan Faggioni amat jelas, lanjut Pastor Hartono. Semua orang memiliki panggilan untuk membela kehidupan. Hal ini dia sampaikan di hadapan para peserta seminar sekaligus anggota Forum Komunikasi Pembela Kehidupan (FKPK).

Seminar yang diadakan untuk memperingati 20 tahun forum tersebut mengusung tema “Kurengkuh Tubuhmu dan Tak Akan Kulepaskan”. Belakangan ini, terang Pastor Hartono, budaya kematian atau budaya yang tidak menghargai kehidupan anugerah Allah semakin berkembang pesat.

Kondisi ini terjadi akibat individualisme, kebebasan mutlak pribadi yang cenderung mengarah pada keegoisan, dan sekularisme, serta sikap menyampingkan Allah. Allah menghendaki manusia membela dan mencintai kehidupan yang lemah.

Oleh sebab itu, suara Gereja dibutuhkan dunia untuk membela kehidupan terutama mereka yang tidak dapat membela hidupnya sendiri (baca:janin). “Saking berharganya hidup, Allah pun turut memperjuangkan hidup,” kata Pastor Hartono.

Hadir juga pembicara lain, pendampingan kaum perempuan yang mengalami kehamilan tak diinginkan Sr Tasiana Eny Susilowati RGS dan pendiri Panti Asuhan Abhimata C Nanik Purwoko.

 

Felicia Permata Hanggu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini