HIDUPKATOLIK.com – Tantangan kebhinnekaan di Jakarta bukan konflik agama, tapi dominasi politik dan ekonomi.
PARA frater Diosesan Regio Jawa, Makassar, dan Kalimantan belajar merawat kebhinnekaan bersama perwakilan majelis agama dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta di Pusat Pastoral Keskupan Agung Jakarta (KAJ) Samadi Klender, Jakarta Timur, Sabtu, 7/7. Ada 70 frater mengikuti kegiatan tersebut.
Para perwakilan majelis agama sepakat bahwa Pancasila dan konsep NKRI merupakan harga mati. KH. Syafi’i Mufid, Ketua FKUB DKI Jakarta, mengingatkan, Indonesia merupakan negara gotong-royong yang menjunjung kebersamaan dan Pancasila pun mengandung prinsip-prinsip yang integral.
Hal tersebut, tambah Kiai Mufid mencontohkan, tampak dalam prinsip musyawarah mufakat dalam FKUB yang memungkinkan setiap agama menyalurkan aspirasi tanpa memandang perihal mayoritas-minoritas. Agar semangat persatuan sampai ke akar rumput.
Dalam sesi diskusi, beberapa frater mengangkat keprihatinan tentang lunturnya nilai persatuan bangsa Indonesia yang tampak dalam keluarga. Dalam basis masyarakat terkecil ini pula, paham-paham radikal dan intoleran mulai bertumbuh subur.
Menurut Kiai Mufid, tantangan dalam merawat kebhinnekaan secara khusus di Jakarta bukanlah konflik agama, melainkan adanya dominasi dalam politik dan ekonomi. Hal ini tidak terlepas dari berkembangnya paham neoliberalisme yang mengarahkan manusia menjadi homo economicus.
Berhadapan dengan tantangan itu, Kiai Mufid mengingatkan pentingnya seluruh umat beragama untuk kembali ke roh pemersatu yang sama di dalam setiap agama demi menggapai kebaikan bersama. DPD Walubi DKI Jakarta, Pandita Liem Wira Wijaya, pun menegaskan agar agar para pemimpin agama perlu mendorong masing-masing umatnya untuk menerima dan menghormati para pemeluk agama lain. “(Semua) demi menjaga kerukunan,” katanya.
Pada kesempatan itu hadir pula beberapa pembicara seperti Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Wilayah DKI Jakarta Pendeta Manuel E. Raintung, Dharma Upapathi Parisada Hindu Dharma Indonesia DKI Jakarta Ida Pedanda Panji Sogata, perwakilan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia Peter Lesmana (MATAKIN), serta pengurus Komisi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan (HAAK) KAJ Ignatius Rudy Pratikno sebagai moderator.
Seminari Tinggi St Yohanes Paulus II menjadi penyelenggara Temu Unio Frater Projo (UFO) 2018. Sejalan dengan arah dan gerak Gereja Keuskupan Agung Jakarta, tema yang diangkat dalam pertemuan ini adalah “Persaudaraan dalam Kebhinnekaan”.
Diharapkan persaudaraan antar calon imam diosesan semakin terjalin, lalu para frater pun semakin menjalin persaudaraan dengan para umat dari komunitas agama lain sebagai wujud persatuan Indonesia. Kegiatan UFO akan berlangsung hingga Rabu pekan ini.
Frater Carolus Budhi P.