Buka Pintu untuk Komunikasi

486

HIDUPKATOLIK.com – Sebuah pertemuan historis berlangsung di Havana, Kuba, tahun 2016 lalu, tepatnya, tanggal 12 Februari. Pertemuan antara Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus dan Pemimpin Tertinggi (Primat) Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill dari Moskwa. Momen ini adalah pertemuan pertama kedua pemimpin Gereja sejak perpecahan (skisma) hampir seribu tahun yang lalu. Pertemuan yang berlangsung hanya dua jam tersebut dimaknai sebagai tonggak penting membuka pintu untuk komunikasi yang lebih intensif, terbuka, bersaudara di antara kedua Gereja.

Seperti kita ketahui, Gereja Ortodoks Rusia adalah salah satu Gereja yang termasuk dalam kelompok besar Gereja Ortodoks Timur atau disebut Ritus Timur yang hingga saat ini terpisah dari Gereja Katolik Roma. Sejarawan A. Heuken SJ, menerangkan, bahwa Gereja-gereja Timur dapat berarti, pertama, semua Gereja di kawasan Timur Tengah, India dan Rusia, yang tidak bersatu dengan Paus di Roma. Gereja ini tergolong Gereja-gereja Timur Tua, yang mulai sebagai Gereja sendiri sebelum abad kelima. Kedua, pelbagai Ritus bukan Latin, yang bersatu kembali dengan Roma dan terdapat di berbagai negara dari Semenanjung Balkan sampai ke India.

Mari kita kembali kepada pertemuan Paus Fransiskus dan Patriark Kirill. Disebut-sebut bahwa pertemuan telah dipersiapkan lama. Seribu tahun berpisah, tanpa komunikasi, tanpa dialog bukanlah waktu singkat. Pelbagai macam cara telah diupayakan agar kedua Gereja berkomunikasi, meminimalisir perbedaan, jikalau sulit bersatu kembali.

Yang patut kita syukuri, kerinduan masing-masing pihak tidak pernah pupus kendati di sana sini ada kerikil-kerikil tajam yang mempengaruhi. Pelbagai konsili digelar untuk mencari persamaan di tengah dunia yang mengalami masa-masa yang tidak mudah, zaman-zaman gelap, konflik berkepanjgan, dan peperangan.

Kini, dunia berubah drastis. Sebelum Rusia sekarang, dulu kita kenal Uni Soviet dengan ideologi komunismenya. Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev yang meniupkan semangat glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi ekonomi dan politik) telah membawa perubahan yang tak terbayangkan. Negara adidaya ini terpecah menjadi banyak negara. Rusia salah satunya. Masyarakat menghirup angin kebebasan dan kemerdekaan. Dari sisi keagamaan, masyarakat tak lagi hanya memeluk Gereja Ortodoks Rusia. Umat Katolik Roma pun telah tumbuh dan berkembang di negara tuan rumah Piala Dunia 2018 itu. Saat ini, bahkan sejumlah misionaris dari Indonesia berkarya di Rusia.

Karena itu, semangat komunikasi yang dikedepankan Paus Fransiskus dan Patriark Kirill kita sambut gembira. Kita berharap, komunikasi antar kedua pemimpin — pemimpin-pemimpin Gereja-gereja lainnya– akan mewarnai peziarahan para pengikut Kristus di masa yang akan datang. Ut unum sint! (Supaya mereka menjadi satu).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini