Vincentius Prihanto : Anak Petani Jadi Wakil Rektor

937
Wakil rektor: V. Prihananto (kanan) menyambut kunjungan studi banding Universitas Siliwangi Tasikmalaya ke Unsoed.
[NN/Dok.Unsoed]

HIDUPKATOLIK.com – Vincentius Prihananto, umat Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto, Jawa Tengah ini dipercaya menjadi Wakil Rektor III Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Bagi dia, jabatan bukan prestasi, tetapi amanah yang harus dijalankan.

Jumat, 27 Juni 2014 menjadi hari penting dalam karir pria yang akrab disapa Pri ini. Bersama tiga rekannya, Pri dilantik menjadi Wakil Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Ia dilantik Rektor Unsoed Dr Ir Achmad Iqbal disaksikan para guru besar, para anggota Senat Unsoed, dekan fakultas, ketua lembaga, serta direktur program pascasarjana Unsoed. Pri dilantik sebagai Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Alumni periode 2014-2018.

Sang rektor menyelipkan pesan untuk Pri, “Tugas dan posisi Wakil Rektor III amat penting. Bidang ini merupakan ‘jiwa’ kampus yang tugasnya mengantar mahasiswa dengan bekal ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar dapat terjun dan memberi kontribusi kepada masyarakat.”

Sebelum menjadi wakil rektor, Pri pernah menjabat sebagai kepala program studi. Belum habis masa jabatan, ia diangkat menjadi kepala jurusan. Enam bulan kemudian, Pri ditunjuk menjadi pembantu dekan Fakultas Pertanian. Dan kini, Pri menjadi wakil rektor.

Menjadi dosen
Pri lahir dan tumbuh dalam keluarga sederhana di Desa Banyutemumpang, Sawangan, Muntilan, Jawa Tengah. Sehari- hari, keluarga ini bertahan hidup dari penghasilan sang ayah yang bekerja mengolah sawah. Meski hidup dalam keterbatasan, orangtua Pri amat mengutamakan pendidikan anak-anak.

Saudara tua Pri mampu mengenyam pendidikan hingga bangku kuliah. Motivasi Pri pun terlecut. Ia juga ingin menggapai pendidikan setinggi-tingginya. “Meski dari sisi ekonomi kekurangan, saya tidak boleh putus sekolah dan harus bisa kuliah,” ujar Pri mengenang. Sawah dan petani adalah pemandangan yang setiap hari dijumpai Pri. Maka, ia pun ingin memperdalam ilmu dalam dunia pertanian. Selepas sekolah menengah atas, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto. Dalam benaknya, telah terpatri keinginan untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya.

Namun, ketika telah menyandang gelar sarjana pertanian, Pri justru mengalami kebimbangan. Kala itu, ayah dua anak ini sempat ragu dan bingung menentukan pilihan hidup. Sempat terlintas dalam pikirannya untuk menjadi seorang konsultan atau bekerja di sebuah perusahaan. “Tapi, rencana Tuhan berkata lain,” ujarnya.

Ketika sedang mencari-cari pekerjaan, Pri justru menemukan informasi bahwa Unsoed membuka peluang kerja menjadi seorang dosen. Tanpa pikir panjang, Pri melamar kerja di Unsoed. “Saat itu, tidak ada niatan menjadi dosen. Karena di Unsoed ada lowongan kerja, ya saya melamar saja. Puji Tuhan, saat teman-teman saya masih bingung mencari kerja, saya bisa langsung mendapat pekerjaan di Unsoed,” kisah pria kelahiran Magelang, 29 Mei 1964 ini.

Di universitas negeri ini, Pri mendapat tugas mengajar di fakultas pertanian, tempat ia menimba ilmu sebelumnya. Inilah pengalaman kerjanya yang pertama. Pri bertekad, panggilan menjadi seorang pendidik akan ia jalani dari awal hingga akhir. Tak terlintas sedikitpun dalam benak nya untuk pindah atau beralih profesi.

Dalam sela-sela kesibukan menjadi pendidik, Pri pernah menjadi anggota badan pengawas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), mengelola Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) wilayah Banyumas, dan koordinator lapangan Kredit Usaha Tani (KUT). Namun, Pri mengaku lebih suka menjalani panggilan sebagai dosen. Sehari-hari, Pri mengajar di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Unsoed. Suami Ratna Widyastuti ini merasa senang ketika berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para mahasiswa yang memiliki aneka latar belakang. “Saya senang berdinamika dalam kampus. Apalagi jika menghadapi tingkah laku dan keunikan para mahasiswa,” ujar umat Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto ini.

Disiplin dan peduli
Pri selalu mengajar dan mendorong para mahasiswa agar berpikir kreatif. Mahasiswa didukung agar selalu memaparkan ide-ide kreatif dengan teknologi canggih, sehingga ilmu pengetahuan lebih berkembang. Pri juga menanamkan kedisiplinan kepada para mahasiswanya. Hal ini diamini oleh seorang mahasiswi Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Quartilosia Febiolasari. Ia mengatakan, “Pak Pri memiliki aturan agar mahasiswa belajar disiplin waktu. Saat mengajar, ia juga peduli dan memberikan perhatian kepada mahasiswa.” Pendapat serupa dilontarkan Lilik Shofwatunnisa, mahasiswi jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan angkatan 2012. “Kalau telat datang mengajar, Pak Pri pasti memberi kabar. Saat mengajar, Pak Pri juga sering mengajak diskusi, sehingga tidak membosankan,” kata Lilik.

Pri berharap agar orang muda yang ingin menggeluti dunia pendidikan memiliki dua hal: menguasai kompetensi akademik serta memiliki karakter yang kuat. Pri berpendapat, generasi muda harus memiliki karakter unggul yang harus dibangun sejak dini. Generasi muda harus memiliki kepribadian jujur, pola pikir cerdas, inovatif, dan memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan sekitar. “Tapi, semua itu harus diiringi dengan tanggung jawab dan iman. Karena, jika tidak ada iman, segala usaha yang dikerjakan tidak memiliki dasar yang kuat!” tegas Pri.

Vincentius Prihanto

TTL : Magelang, 29 Mei 1964
Istri : Ratna Widyastuti
Anak : Andreas dan Daniel

Pendidikan:
• S-1 Universitas Jenderal Soedirman
• S-2 Institut Pertanian Bogor
• S-3 Institut Pertanian Bogor

Pekerjaan:
• Dosen jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Unsoed
• Pembantu Dekan Fakultas Pertanian Unsoed
• Wakil Rektor III Unsoed (2014-2018)

Aprianita Ganadi
Laporan: Hilaria Arum Widyaratri

HIDUP NO.34, 24 Agustus 2014

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini