Paus Menjadi Santo

851

HIDUPKATOLIK.com – Sesudah Paus Yohanes Paulus II dan Paus Yohanes XXIII dinyatakan sebagai santo, Paus Paulus VI kemudian akan digelari beato pada Oktober nanti. Tentu tidak lama lagi ia akan digelari santo. Apakah semua paus-paus modern akan digelari santo? Di antara paus yang pernah ada, berapa banyak yang mendapatkan gelar santo?

Maria Sri Hartati, Kediri

Pertama, memang benar, sudah ada tiga Paus dari sejak Konsili Vatikan II yang telah dan akan dinyatakan sebagai orang kudus. Namun, kita tidak bisa mengungkapkan hal ini sebagai dalil bahwa semua paus modern akan digelari santo. Penggelaran santo bergantung teladan hidup dan kesucian yang ditunjukkan selama hidup serta karya-karya agung yang dihasilkan seseorang. Artinya, tidak otomatis setiap Paus akan dinyatakan sebagai orang kudus.

Kedua, sejak Petrus menjadi Paus pertama sampai Paus Fransiskus, kita sudah memiliki lebih dari 260 orang paus. Dari antara mereka, sudah ada 83 orang Paus yang dinyatakan sebagai santo ditambah nanti pada Oktober, Paus Paulus VI akan dinyatakan sebagai beato. Jadi, ada sekitar sepertiga dari para paus yang dinyatakan sebagai kudus. Ini menunjukkan, tidak semua paus dinyatakan sebagai orang kudus.

Menurut tradisi, keempat puluh paus pertama termasuk Petrus, kecuali satu orang, dinyatakan sebagai orang kudus. Dalam perjalanan sejarah Gereja, ada sekitar 30 paus yang dinyatakan sebagai santo. Perlu diketahui bahwa pada zaman dahulu, proses penyataan sebagai orang kudus belum melalui proses formal penyelidikan, pemeriksaan, dan pernyataan kekudusan di bawah pengawasan kepausan seperti sekarang. Menjadi orang kudus dinyatakan secara aklamasi, melalui kesaksian yang mengerti dan menyatakan di depan umum bahwa seseorang itu kudus.

Ketiga, sejak Abad Pertengahan, ketika mulai digunakan proses formal untuk menyatakan sebagai santo, ada lima orang Paus yang telah dinyatakan sebagai santo, yaitu Selestinus V (1294), Pius V (1566- 1572), Pius X (1903-1914), Yohanes XXIII (1958-1963), dan Yohanes Paulus II (1978-2005). Pada Oktober nanti, Paus Paulus VI akan dinyatakan beato, sebuah tahap sebelum dinyatakan sebagai santo.

Apa arti moto Paus Fransiskus, miserando atque eligendo? Apa alasan pengambilan moto itu? Mengapa tak lagi digunakan tiara dalam simbol kepausan?

Angeline Chatarina, Malang

Pertama, moto Paus Fransiskus, miserando atque eligendo (dengan belas kasih dan dengan memilih) diambil dari khotbah St Beda, Pujangga Gereja. Teks lengkap berbunyi, Vidit ergo Jesus publicum, et quia miserando atque eligendo vidit, ait illi, “Sequere me.” (Kemudian Yesus melihat pemungut cukai itu, dan ketika melihat dengan belas kasih dan dengan memilih, Ia berkata kepadanya, “Ikutlah Aku.”). Khotbah ini didasarkan Injil Matius 9:9- 13. Moto ini sudah ia gunakan ketika terpilih menjadi Uskup. Ketika Mgr Bergoglio terpilih menjadi Paus, ia tetap mempertahankan moto tahbisan episkopal ini dalam lambang kepausan.

Kedua, moto Paus Fransiskus merujuk pada momen awal ketika ia mengalami jatuh cinta pertama akan panggilan Tuhan. Ketika itu ia berusia 17 tahun. Pada Pesta St Matius, tahun 1553, Jorge muda mengalami kehadiran Tuhan yang penuh cinta. Hatinya tersentuh dan ia merasakan belas kasih Tuhan. Saat itulah, ia merasakan panggilan Tuhan yang kuat dan berkobar-kobar. Pengalaman religius pertama yang indah itu dipertahankan sebagai moto tahbisan episkopal dan lalu diperjelas sebagai moto Pimpinan Tertinggi Gereja.

Ketiga, tiara adalah mahkota kepausan. Sejak Paus Yohanes Paulus I, tiara kepausan sudah tidak digunakan lagi untuk upacara pemahkotaan. Tiara diganti mitra yang berarti topi. Dikatakan bahwa kemegahan duniawi dan lambang kuasa temporal tak pantas bagi seorang Paus..

RP Petrus Maria Handoko CM

HIDUP NO.34, 24 Agustus 2014

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini