Menalar Iman

174

HIDUPKATOLIK.com Pesta St. Tomas, Ras. Ef. 2:19-22; Mzm. 117:1,2; Yoh. 20:24-29

EPISODE singkat tentang Tomas Injil Yohanes sudah terkenal. Kisah ini menempatkan Tomas sebagai pribadi yang mewakili orang yang tidak percaya. Kalau orang mulai bertanya atau meragukan, tidak percaya pada suatu hal tertentu khususnya yang berkaitan dengan iman.

Orang lalu diberi label “seperti Tomas.” Syukur bahwa Kitab Suci kita memuat kisah Tomas ini. Orang biasanya memandang sebelah mata sikap yang dianggap tidak mau (begitu saja) percaya, atau orang yang terlalu kritis bertanya.

“Mestinya percaya sajalah! ”Begitu kata mereka. Adanya kisah Tomas dalam Injil seakan mau menunjukkan bahwa sikap tidak mudah percaya, sikap kritis dan sikap mau bertanya, juga mendapat tempat dalam hidup beriman.

Karena Tomas, orang boleh ragu-ragu; orang boleh bertanya; orang boleh mempunyai sikap kritis yang jujur. Iman bukan suatu lompatan buta yang tidak mengindahkan fakultas intelektual manusia.

Fides quarens intellectum. Manusia berhak menalar iman sampai pada titik dimana misteri ilahi menjadi pembatasnya.

Lalu? Beberapa tahun yang lalu, Paus Benediktus XVI mengeluarkan sebuah anjuran apostolik berjudul Porta Fidei untuk membuka “Tahun Iman” yang mengajak umat beriman untuk merenungkan imannya terutama dalam tatanan intelektual. Bagaimana hasilnya?

 

Pastor Dr. V. Indra Sanjaya
Dosen Kitab Suci Pasca Sarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini