Ubi Caritas, Deus Ibi Est

3651

HIDUPKATOLIK.com – Selengkapnya pepatah di atas berbunyi Ubi Caritas et Amor, Deus Ibi Est. Terjemahannya, “Di mana ada kasih dan cinta, di situlah ada Allah”. Kasih dan cinta, dua kata yang menginspirasi Pastor John Oh Woong-jin. Imam asal Korea Selatan ini adalah pendiri Kongregasi Saudara dan Saudari Yesus Kkottongnae. Suatu saat, dari jendela pastoran, ia melihat lelaki tua berpakaian kumal menenteng makanan hasil minta-minta dan ngais-ngais makanan sisa di depan Gereja Mu Geuk, Korea Selatan. Ia penasaran. Ia membuntuti pengemis itu hingga ke kolong jembatan. Hati Pastor Oh makin tergerak. Makin menggelora oleh kasih dan cinta kepada mereka yang miskin dan menderita. Caritas Christi kian mendorongnya untuk berbuat lebih banyak lagi dengan mendirikan kongregasi kemudian hari. Dan, Kongregasi Kkottongnae ini telah merambah ke Filipina, Amerika Serikat, Bangladesh, Uganda, India, Haiti, Kanada, dan Indonesia. Di Indonesia mulai empat tahun lalu. Tepatnya di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pastor Oh bukan orang pertama yang mengalami getaran kasih dan cinta Tuhan yang begitu “memesona” (meminjam istilah Rudolf Otto) hingga mendirikan ordo, tarekat, serikat, atau kongregasi. Nama Pastor Oh masih asing di telinga kita. Begitupun dengan kongregasinya. Namun, perbuatan kasih dan cinta yang dimulai Pastor Oh lebih dari tiga puluh tahun lalu telah dirasakan banyak orang. Kkottongnae, yang kurang lebih berarti Kebun Bunga alias “Rumah Cinta” menjadi rumah yang memberikan kehidupan bagi para gelandangan dan mereka yang membutuhkan perawatan medis.

Pengalaman kasih dan cinta yang menggerakan Pastor Oh, sekali lagi, telah dialami banyak orang besar dalam sejarah Gereja. Ibu Teresa dari Kalkuta, India, salah satu di antaranya. Pendiri Tarekat Misionaris Cinta Kasih ini mengatakan, “Buah dari perenungan adalah doa; Buah dari doa adalah iman; Buah dari iman adalah cinta; Buah dari cinta adalah pelayanan; Buah dari pelayanan adalah kedamaian”.

Membandingkan Pastor Oh dengan Ibu Teresa masih terlalu jauh. Namun, pelayanan kasih dan cinta Pastor Oh melalui para suster, bruder, dan imamnya, makin dirasakan banyak orang. Kita berharap, kehadiran pelayanan kasih dan cintanya memiliki daya dorong bagi banyak orang melakukan hal yang sama. Mendirikan tarekat hanya karisma segelintir orang. Namun, menebarkan kasih dan cinta kepada semua orang, tanpa memandang warna kulit, adalah panggilan semua orang yang mengalami Caritas Christi.

Kehadiran Kkottongnae di NTT juga menjadi suara kenabian bagi para aparatur penyelengggara negeri ini, yakni pemerintah setempat. Agar mereka makin memberi perhatian konkret kepada orang miskin dan terlantar. Bukan makin memperkaya diri!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini