Doa “Bapa Kami” sebagai Penyataan Lama

405

HIDUPKATOLIK.com Pw St. Aloisius Gonzaga, Biarawan; Sir.48:1-14; Mzm. 97:1-2,3-4,5-6,7; Mat.6:7-15

Doa Bapa Kami adalah salah satu doa Kristen tertua. Pada kitab Didache 8:2-3, diajarkan dua perintah yang menyertai doa itu. Pertama, “janganlah berdoa seperti orang munafik” (Did. 8:2a), dan kedua, hendaknya “engkau mendaraskan doa itu tiga kali dalam sehari” (Did.8:3).

Doa Bapa Kami memang memiliki konteks liturgi. Isi doa Bapa Kami memang sangat padat. Salah satu yang paling menarik adalah ungkapan “berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (Mat 6:11).

Bila diterjemahkan menurut makna teks Yunaninya, ungkapan itu berbunyi: “berikanlah (Yun. dos) kepada kami hari ini semua kebutuhan untuk hidup (Yun. artos) sehari-hari, yang (bagi kami) akan berdampak terus-menerus.”

Pengertian ‘dampak’ itu muncul karena Mateus memakai kata dos, yang merupakan aorist tense dari kata kerja didómi (= memberi), dan maknanya menunjuk ‘sebuah tindakan yang sifatnya satu kali, tetapi memiliki dampak yang berkelanjutan’.

Sedangkan arti artos tidak terbatas pada roti atau makanan, tetapi juga ‘semua kebutuhan (yang penting) untuk hidup’.

Yang menarik, sebagai syarat terkabulnya doa Bapa Kami tersebut, pada akhir doa ada anjuran moral untuk saling mengampuni (ay 14-15). Pengampunan ini kemudian digemakan pada Perumpamaan Pengampunan Mat 18:21-35.

Di sinilah, doa Bapa Kami menjadi sebuah pernyataan iman akan kehadiran rahmat kerahiman Allah dalam kehidupan nyata.

 

Henricus Witdarmono M.A. Rel. Stud. Katholieke
Universiteit te Leuven, Belgia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini