Aloysius Bayu Rendra Wardhana: Pahlawan Cinta Nyata

543

HIDUPKATOLIK.com – MINGGU itu adalah hari terakhir pemilik nama lengkap Aloysius Bayu Rendra Wardhana melayani Tuhan sebagai seksi keamanan gereja sebelum bom merenggut nyawanya. “Selamat pagi. Tuhan memberkati. Mandi cucc SMTB tugas negara memanggil,” tulis Bayu di whatsapp story-nya, Minggu, 13/5, pukul 05.44 WIB.

Bayu, demikian ayah dua anak itu biasa disapa, merupakan Ketua Petugas Keamanan Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya, Jawa Timur. Ia bertugas memastikan keamanan gereja yang beralamat di Jalan Ngagel 1, Kota Surabaya.

Seminggu lalu, ia meninggal sebagai martir, mengorbankan dirinya demi menyelamatkan nyawa ribuan umat yang sementara khusyuk beribadah. Ia menghadang dua orang terduga teroris yang hendak masuk ke gereja dengan mengendarai motor, dan pada saat itu bom meledak.

Aksi pria kelahiran Surabaya 20 Juni 1980 ini menahan para pelaku yang hendak masuk ke dalam gereja merupakan aksi luar biasa. Bayu melakukan tugasnya dengan total dan memuncak dengan mengorbankan nyawanya demi orang banyak.

Tri Rismaharini, Walikota Surabaya, bahkan menyebut tindakan Bayu tersebut sebagai tindakan kepahlawanan masa kini. “Ayahmu orang baik. Dia pahlawan, nak. Dia pemberani. Dia mau melindungi jemaat Gereja saat ibadah,” kata Risma kepada kedua anak Bayu.

Bayu wafat dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Kematian yang memahkotai purna tugas Bayu tidaklah sia-sia, sebab selain banyak nyawa yang diselamatkan, ia hendak mengajarkan kepada setiap orang tentang tanggung jawab dan komitmen dalam menjalankan tugas yang diemban.

Dalam perspektif Gereja Katolik, apa yang dilakukan Bayu tersebut merupakan panggilan setiap orang Katolik, melaksanakan tugas yang biasa yang dengan cara yang luar biasa dan penuh tanggung jawab.

Sri Paus dalam eksortasi “Gaudete et Exsultate” mengatakan kekudusan merupakan panggilan hidup setiap orang yang mempribadi di dalam karya dan tanggung jawab masing-masing orang.

“Kita semua dipanggil untuk menjadi kudus melalui hidup yang penuh cinta dan menjadi saksi dalam segala sesuatu yang kita lakukan di manapun kita berada…menjadi kudus berarti menjalani hidup dengan komitmen dalam kegembiraan,” demikian Sri Paus Fransiskus.

Bayu menunjukkan komitmen dan dedikasi yang luar biasa dalam menjalankan tugasnya mengamankan gereja bahkan mengorbankan nyawanya. Ia memberikan cinta yang besar dalam tugas yang nampak “sepele”.

Apa yang tampak sederhana itu menjadi sesuatu yang agung dan terhormat di mata siapapun. Apa yang dilakukan oleh Bayu bukan hanya panggilannya sebagai warga Gereja yang melayani Gereja semata, tapi juga tugas negara.

Melindungi setiap warga negara adalah panggilan tugas negara dan menjadi tanggung jawab setiap warga negara. Apa yang dilakukan oleh Bayu memberikan kepada kita keteladanan seorang patriot yang rela mengorbankan nyawa demi keselamatan banyak orang.

Rinto Namang/Marchella A. Vieba

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini