HIDUPKATOLIK.com – Minggu 27 Mei 2018 Pekan Biasa VIII: Ul 4:32-34, 39-40; Mzm 33:4-5, 6, 9, 18-19, 20, 22; Rm 8:14-17; Mat 28:16-20; Hari Raya Tritunggal Mahakudus
“Begitulah otak kecil kita tidak mampu “mengerti” seluk beluk Allah Tritunggal Maha Kudus.”
PADA hari Minggu sesudah Pesta Pentakosta, Gereja merayakan Hari Raya Tritunggal Maha Kudus. Siapakah Tritunggal Maha Kudus itu ? Kita mengenal-Nya melalui praktik membuat Tanda Salib :”Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin”, serta doa singkat:“Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin”.
Allah Tritunggal Maha Kudus meliputi seluruh hidup kita. Sejak kecil kita diajar untuk membuat tanda salib dengan mengawali dan mengakhiri doa dengan tanda salib. Dalam keluarga Katolik, bayi yang baru lahir dibaptis dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Apabila si bayi dalam bahaya maut, tidak perlu menunggu kehadiran pastor untuk membaptisnya. Orang tua sendiri atau bidan, perawat atau siapa saja yang mengerti, yang ada di situ, langsung mencedok air dan menuangkannya pada kepala bayi itu sambil berkata “Aku membaptis engkau, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus!”.
Begitu pula, ketika mengakhiri doa Mazmur dalam “Brevir” pun, kita ungkapkan: Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus”.
Demikian juga, sejak awal kalau seorang dewasa belajar untuk menjadi Katolik, kepadanya diajarkan membuat tanda salib. Menjadi kebiasaan orang Katolik untuk memulai doa atau pekerjaan atau kegiatan apapun dengan membuat tanda salib.
Sebelum dan sesudah makan, peletakkan “batu pertama”, pemberkatan rumah, pemberkatan pengantin, pemberkatan jenazah, sampai liang kubur, ditandai dengan tanda salib!! Juara bulutangkis pada saat kemenangannya, langsung bersyukur membuat tanda salib.
Salib dan misteri iman akan Allah, Tritunggal Maha Kudus meliputi seluruh keberadaan kita. Tanpa menyadarinya, kita spontan membuat tanda salib dalam pelbagai kesempatan hidup kita sehari-hari sebagai umat Katolik. Hal ini mengalir begitu saja, tanpa kita mempertanyakannya lagi.
Sejak awal Kekristenan, Rasul Paulus dalam surat-suratnya kepada Jemaat-jemaat Kristiani, menyapa dan mendoakan mereka dalam kuasa Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus.
Antara lain Paulus katakan:”Kasih Allah dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus dan dikaruniakan kepada kita” (Rom 5:5); “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga dalam Kristus” (Ef 1:3-14).
Rasul Paulus dalam suratnya menyebutkan : Allah Bapa, Yesus Kristus Putera-Nya, dan Roh Kudus. Sudah jelas kan? Bohong kalau bilang “Jelas, saya sudah mengerti.” Karena bahkan Santo Agustinus, Bapa Gereja, seorang teolog terpelajar, menyadari bahwa dirinya seperti “anak kecil” yang bermain dengan pasir di tepi pantai, membuat sumur dan mencoba memasukkan air laut ke dalam sumurnya. Mustahil.
Begitulah otak kecil kita tidak mampu “mengerti” seluk beluk Allah Tritunggal Maha Kudus. Yang penting kita “Percaya” akan Satu Allah, tiga “Pribadi”: Bapa dan Putera, dan Roh Kudus. Amin.
Selamat merayakan Pesta Iman, Allah Tritunggal Maha Kudus. Dan, semoga apapun yang kita lakukan, kita melakukannya: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin. Semuanya bagi : Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Mgr.Josef Suwatan MSC
Uskup Emeritus Manado