HIDUPKATOLIK.com – Jumat, 1 Juni 2018, ratusan pelajar SMA dari berbagai sekolah memadati CGV Ecoplaza Citraraya Cikupa, Tangerang. Para pelajar tersebut datang untuk mengikuti acara nonton bareng film Lima yang diselenggarakan oleh komunitas Kawal Nusantara.
Lima adalah film yang menvisualkan nilai-nilai Pancasila dan penerapannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Film ini digarap oleh lima sutradara, yaitu Lola Amaria,
Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Harvan Agustriansyah, dan Adriyanto Dewo.
Tanggal 1 Juni sengaja dipilih oleh Komunitas Kawal Nusantara (Kawan) untuk menyelenggarakan acara nonton bareng atau nobar karena bertepatan dengan hari kelahiran Pancasila. “Komunitas Kawan ingin ikut mengawal kebinekaan Indonesia secara aktif dan dalam semangat cinta Pancasila. Film Lima mengangkat tema Pancasila. Jadi, pas
sekali kalau kami mengadakan acara nonton bareng film ini,” demikian jelas Margaretha Venny, koordinator kegiatan nobar tersebut.
Setelah acara nobar, para peserta tidak langsung bubar, melainkan diajak untuk mengikuti talkshow kebangsaan yang menghadirkan Romo Felix Supranto, SS.CC, Kepala Paroki Santa Odilia dan Khoirun Huda, Sekretaris Wilayah GP Ansor Banten.
Dalam acara bincang-bincang santai tersebut, Romo Felix dan Kang Huda, demikian mereka biasa disapa, bergantian memberi semangat dan dorongan pada para remaja yang hadir untuk ikut menjaga Pancasila, salah satunya dengan menerima serta menghargai keberagaman.
“Kita semua bertanggung jawab untuk menjaga Pancasila, menjaga keutuhan Indonesia. Sebagai kaum muda, kalian juga berperan besar. Saya prihatin sekali dengan hasil survei
beberapa lembaga yang mengatakan banyak sekali generasi muda yang mendukung kekerasan. Ini PR kita bersama untuk menetralisasi keadaan. Janganlah jadi orang yang mudah marah, mudah tersinggung, sensitif, atau sekarang istilahnya, sumbu pendek. Jangan ikut-ikutan tawuran, mau itu atas nama pertemanan atau solidaritas,” pesan Kang Huda kepada para penonton remaja.
Di pengujung talkshow, Romo Felix menyampaikan “jurus” ampuh untuk menjaga kesatuan Indonesia. “Namanya Jamu Jati Kendi. Jamu artinya jaga mulut. Jangan berbicara negatif atau mencela orang lain. Jati itu jaga hati. Hati kita harus dijaga agar tidak dipenuhi
rasa dengki dan iri hati. Yang ketiga, kendi atau kendalikan diri. Jika ketiganya dilakukan, negara kita aman dan kita akan bahagia,” papar Romo Felix.
Ada fakta unik dibalik penyelenggaraan acara nobar Lima ini. Ternyata pembiayaannya dilakukan secara patungan. “Kami membuat flyer berisi ajakan untuk menraktir anak SMA nonton film Lima. Satu anak Rp35.000. Artinya, kalau mau menraktir dua anak, jumlah donasinya Rp70.000, begitu seterusnya. Syukur Alhamdulillah, banyak sekali orang yang mau berpartisipasi hingga akhirnya acara ini bisa terselenggara,” imbuh Venny.
Acara ditutup dengan pembagian takjil dan makanan. Para peserta meninggalkan tempat sambil bercanda dan berbincang dengan teman-teman dari lain sekolah. Penuh keberagaman, sekaligus penuh dengan keceriaan.
“Filmnya bagus sekali. Selain itu, berkat acara ini, saya bisa berkenalan dengan teman-teman baru dari sekolah-sekolah lain,” ujar Juan Juoro, siswa kelas IX dari sekolah Bina
Nusantara.
Pendapat senada dilontarkan Sumayang Bidari dari MAN 1 Tangerang. “Filmnya baguuuss. Menurut saya, seharusnya anak-anak yang usianya lebih muda juga diajak nonton film ini. Kan lebih bagus kalau nilai-nilai menghargai perbedaan diajarkan ke anak sedini mungkin,” ujar murid kelas X tersebut.
Sementara itu, Bianca dan Cindy Margaretha dari sekolah Tsu Zhi menilai film Lima sangat mendidik. “Kami seperti belajar. Bukan sekadar teori, tapi juga penerapannya,” papar
keduanya kompak.
Setelah acara nobar, KAWAN sudah mempersiapkan program berikutnya yang, tentu saja, tetap bersemangatkan Pancasila. Sampai jumpa di acara kebangsaan selanjutnya.
Untuk informasi lebih detail, mohon menghubungi :
Margaretha Venny – 0815 1113 1184
Email: [email protected]
Diunggah oleh:AB