Bolehkah Bercerai

214
Renungan Harian_Tentang Mengikuti Yesus [HIDUP ED.20]

HIDUPKATOLIK.com – Pekan Biasa VII; Yak. 5:9-12; Mzm.103:1-2, 3-4, 8-9, 11-12; Mrk. 10:1-12.

MOTIVASI orang Farisi berdialog dengan Yesus dirumuskan dengan jelas oleh sang narator yang mahatahu: mereka ingin mencobai Dia (ay. 2). Yang ditanyakan adalah pertanyaan boleh tidaknya seorang bercerai.

Tampaknya yang menjadi pokok persoalan adalah soal perceraian ini. Orang Farisi ingin tahu pandangan Yesus tentang perceraian. Kitab Ulangan 24,1-4 memang menyediakan suatu dasar hukum bagi seorang suami untuk menceraikan istrinya.

Tetapi sekarang Yesus menunjukkan apa yang tersembunyi di balik hukum itu: Musa menuliskan perintah itu karena kekerasan hatimu.

Lalu Yesus menunjukkan maksud Allah yang sesungguhnya dengan menyampaikan argumen yang dikutip dari dua Kisah Penciptaan: Kej 1,27 dan Kej 2,24. Dua teks dari kitab Kejadian ini sebenarnya tidak bicara tentang perkawinan.

Apalagi dua teks itu berasal dari dua konteks yang berbeda. Dua teks itu kemudian menjadi dasar perkawinan (kristiani) karena dalam debat dengan orang Farisi ini, Yesus mengutipnya dan menafsirkannya demikian.  Tetapi pada awalnya bukanlah demikian.

Lalu? Pada zamannya, pertanyaan orang Farisi yang mencobai Yesus tentang kemungkinan bercerai masih mungkin. Tetapi sekarang, ketika Gereja sudah merumuskan seluruh ajarannya dengan cermat, tidak perlu lagi bertanya seperti itu. Semuanya sudah jelas.

Pastor V. Indra Sanjaya – Imam Keuskupan Agung Semarang, Dosen Kitab Suci Pasca
Sarjana Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini