Jurnalisme Damai Penghancur Hoax

217
“Best of the Best”Hidup Award dan INMI Award 2018 bersama Uskup Agung Jakarta Mgr Suharyo (paling kiri) dan Pastor Harry Sulistyo (kedua dari kiri).
[HIDUP/Antonius E. Sugiyanto]

HIDUPKATOLIK.com Berita bohong menjadi ancaman bagi kemanusiaan. Sebagai garam, setiap orang diutus ke dunia untuk mewartakan kebenaran dalam jurnalisme damai.

MAJALAH Imakulata dari Paroki St Maria Imakulata Kalideres, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) terpilih menjadi yang terbaik dalam anugerah HidupAward 2018. Imakulata menjadi yang terbaik dari keseluruhan majalah bertema Katolik yang masuk ke panitia.

Peserta ajang ini tak hanya dari KAJ namun juga dari keuskupan-keuskupan lain di Indonesia. Sedangkan untuk INMI Award 2018, terpilih sebagai yang terbaik adalah www.bmvkatedralbogor.org. Website resmi milik Paroki Beatae Mariae Virginis Katedral Bogor, Keuskupan Bogor.

Pengumuman untuk kedua ajang ini diadakan dalam suasana perayaan Hari Komunikasi Sosial Sedunia KAJ, di Katedral St Maria Diangkat ke Surga, Jakarta, 13/5. Kegiatan ini diawali dengan Misa yang dipimpin Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo.

Mengenai Hari Komsos Sedunia ini, Mgr Suharyo mengungkapkan, selaras dengan tema Komsos tahun ini, Paus Fransiskus mengajak umat Katolik seluruh dunia untuk melawan berita bohong (hoax).

“Kalau sampai Paus berbicara mengenai berita bohong, berarti masalah ini sungguh sudah menjadi ancaman bagi kemanusiaan.” Mgr Suharyo melanjutkan, pihak yang memproduksi berita bohong dan ujaran kebencian hanya ingin memperoleh uang dengan cara apapun, termasuk dengan merusak kemanusiaan.

Ia menambahkan, yang memesan berita seperti itu hanya ingin mencapai tujuan mereka dengan merusak kemanusiaan. “Kita juga diajarkan bahwa berita-berita bohong merusak kemanusiaan dan persaudaraan.”

Berita bohong dan pemelintiran kebenaran sudah ada pada halaman pertama Kitab Suci. Mgr Suharyo menunjukkan, bahwa dalam bagian ini Hawa termakan bujukan ular yang menyebarkan informasi yang keliru tentang “buah terlarang”.

“Berita kebenaran dari Tuhan tentang memakan buah dari pohon pengetahuan akan yang baik dan yang jahat dipelintir ular.” Dalam bagian ini, lanjut Mgr Suharyo, manusia dibohongi untuk menjadi serakah dan untuk menjadi sama dengan Allah.

Setelah kebohongan itu terjadilah malapetaka kemanusiaan. “Satu per satu kebohongan melahirkan kebohongan yang lebih besar, melahirkan kekerasan, pertikaian antara Kain dan Habel.”

Mgr Suharyo mengingatkan ajakan dari Paus Fransiskus agar dengan kekuatan iman dan Roh Kudus, setiap orang tidak terseret arus berita bohong itu. Sebagai garam, setiap orang diutus ke dunia untuk mewartakan kebenaran dalam jurnalisme damai. “Pada masa kini siapapun bisa jadi wartawan hanya dengan ponsel. Mewartakan apapun yang dianggap benar.”

Jurnalisme damai, lanjut Mgr Suharyo, dapat dilakukan dengan menyebarkan pemikiran, ulasan atau berita yang mendorong pembaca dan yang lebih luas untuk mewujudkan iman dalam perbuatan-perbuatan baik.

Jurnalisme dalam mewujudkan kemanusiaan yang semakin adil dan beradab serta membangun persaudaraan yang sejati. “Jurnalisme dalam akan membangun kepemimpinan yang melayani dan mewujudkan kesejahteraan bagi semua orang.”

Di awal perayaan Ekaristi, Ketua Komisi Komunikasi Sosial KAJ Pastor M. Harry Sulistyo mengajak semua umat untuk mengisi hari komunikasi dengan menjadi pewarta kebenaran. Ia juga mengajak seluruh umat untuk berdoa bagi korban serangan bom di beberapa gereja di Surabaya, Jawa Timur.

Pada Perayaan Hari Komunikasi Sosial Sedunia yang bertema “Amalkan Pancasila: Kita Bhineka, Kita Indonesia” ini juga diumumkan pemenang Warta Mingguan terbaik KAJ yang jatuh kepada Warta RC dari Paroki Regina Caeli Pantai Indah Kapuk. Selain itu diumumkan juga pemenang Lomba Film Pendek dan Lomba Fotografi Komsos Komsos KAJ.

Antonius E. Sugiyanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini