Kampus STKPK Bina Insan Memperingati Hari Kartini

485
[Dok.Lorensius Amon]

HIDUPKATOLIK.com – Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Mahasiswa Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda mengadakan kegiatan perlombaan di Kampus STKPK pada Sabtu, 21/4.

Perlombaan-perlombaan yang diadakan adalah Lomba Puisi Kartini, Doodle Art Kartini, Akustik Kartini, Tata Rias Kartini, dan Tata Boga Ala Kartini. Kegiatan ini merupakan salah satu wujud apresiasi mahasiswa untuk mengenang jasa pahlawan kebangsaan yakni R.A. (Raden Ajeng) Kartini.

Pada acara pembukaan, Ketua STKPK Bina Insan Pastor Wilfridus Samdirgawijaya, Lic.Mis., dalam sambutannya mengajak seluruh mahasiswa untuk menghayati semangat perjuangan R.A. Kartini dalam semangat pelayanan sebagai seorang calon katekis dan guru agama.

Dengan mengutip kata-kata R.A. Kartini, “karena kami yakin pengaruh pendidikan besar bagi para wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya menjadi Ibu Pendidik manusia yang pertama-tama.” Oleh karena itu ia menekankan betapa pentingnya pendidikan di era modern ini.

Lebih lanjut, Pastor asal Samarinda, 12 Oktober 1972 ini menambahkan bahwa pendidikan itu senantiasa diberikan kepada siapa pun, tidak melihat siapapun dia, baik laki-laki atau pun perempuan, baik kaya maupun miskin, karena tentu saja pendidikan itu diperuntukkan bagi semua manusia, dan pendidikan itu sudah dimulai sejak dari kita dilahirkan melalui pendidikan yang diberikan oleh Ibu kita.

“Satu hal yang penting kita petik bersama dari R.A Kartini bahwa semangat yang diberikan Kartini, bukan hanya semangat kesetaraan gender, bukan hanya pria dan wanita diperlakukan sama, bukan hanya bahwa mengajarkan agar wanita-wanita dapat menjadi wanita karier, supaya semua jadi profesor-profesor, dan lupa cara merawat suami, lupa cara merawat anak, lupa merawat rumah,” tutur Pastor lulusan Seminari Tinggi (STFT) Malang 1992-1996 itu.

Kartini mengajarkan supaya para wanita sungguh-sungguh cakap melakukan kewajiban yang diserahkan alam sendiri kepada mereka. Ia pun berpesan, “khususnya bagi kita semua sebagai calon pendidik iman, mulai dari orang tua, dewasa, orang muda, remaja, anak-anak, bahkan balita harus diperlakukan sama untuk pendidikan iman, karena kita adalah pendidik iman”.

Semangat Kartini adalah semangat pendidikan, terutama bagi mahasiswa STKPK Bina Insan, Kartini menjadi “Santa” Pendidikan bagi kaumnya, yang masih relevan hingga sekarang ini. Karena semakin baik pendidikan yang diterima oleh mahasiswa, semakin meningkat pula kualitas pendidikan mereka, sehingga mereka dapat mengajarkan hal yang baik dan benar, dan sungguh-sungguh memiliki arti bagi kehidupan manusia.

Itulah semangat yang di hayati oleh mahasiswa dalam rangka memperingati Hari Kartini 2018 yang juga bertepatan dengan Minggu Panggilan Katekis. Dengan mengangkat tema: “Meningkatkan Kualitas Pemberdayaan Perempuan Dengan Semangat Kartini”, mahasiswa-mahasiswa STKPK Bina Insan mengajak semua kalangan untuk menghormati peran kaum perempuan.

Karena banyak orang lupa dengan jasa seorang perempuan yang disimbolkan oleh Ibu Kartini. Kata “Habis gelap, terbilah terang” adalah kata yang populer di hari Kartini. Kata ini dapat dimaknai sebagai pembawa pelita pencerahan. Dimana ada sebuah transformasi dari “gelap” ke “terang”, namun bisa juga dimaknai sebagai transformasi yang dari “kebodohan” ke “kecerdasan”.

Namun kata tersebut lebih dikenal juga sebagai emansipasi, khususnya berkenaan dengan posisi kaum perempuan. Seperti “kemerdekaan perempuan akan merupakan buah dari penderitaan dan kepedihan kami,” tulis Kartini dalam sepucuk surat tertanggal 1 Agustus 1903.

Gagasan R.A Kartini sungguh menginspirasi kaum perempuan dan bertekad untuk melanjutkan cita-citanya. Untuk mengapresiasi hal ini, Mahasiswa STKPK Bina Insan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan lomba yang diadakan. Kegiatan ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan rasa persaudaraan baik antar sesama mahasiswa, maupun seluruh sivitas akademika STKPK Bina Insan Samarinda.

Lorensius Amon

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini