Harus Ada Gebrakan Menarik

1118
Mantan Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI, Lidya Natalia Sartono.
[Dok.HIDUP]

HIDUPKATOLIK.com – Pola perekrutan calon dan kaderisasi anggota PMKRI harus ada gebrakan menarik dan kreatif. Kalau mau dilirik banyak peminat.

Mgr Vincentius Sensi Potokota
Ketua Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia

Saya berharap, PMKRI menjadikan Tahun Politik ini sebagai peluang pembelajaran. PMKRI diharapkan berinisiatif mengambil bagian dalam menjaga dan meningkatkan kebhinnekaan, serta mencegah sikap politik yang memecah-belah bangsa ini. Presidium PMKRI Pusat tentu sudah berproses dan terpilih karena dianggap mampu. Merekalah yang lebih paham tentang kebutuhan orang muda. Zaman terus bergerak, PMKRI perlu segera mendesain program kreatif yang mewakili generasi muda. Bukan copy paste dan tidak tunggu didikte.

Ignasisus Jonan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI

Bangsa yang besar adalah mereka yang mampu membuka dengan perubahan yang ada. Menanggapi hal itu, PMKRI sebagai bagian dari bangsa ini, perlu membuka cakrawala seluas-luasnya. Butuh mengembangkan pola pengkaderan atau program. Semua kan serba maju, jadi pola pikir harus lebih berkembang. Saya berharap, mereka bukan hanya sekadar rapat saja, tapi melakukan aksi nyata. PMKRI dapat membuat kegiatan yang lebih menarik dan disesuaikan dengan kebutuhan orang muda.

Maria Restu Hapsari
Mantan Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI

PMKRI adalah organisasi yang menjadi pembawa pesan moral untuk masyarakat. Selain itu, PMKRI harus lebih progresif dan nyata dalam setiap tindakannya. Perkembangan zaman terus berkembang, PMKRI harus peka dengan perubahan tersebut. Begitu pula dengan model kaderisasi. PMKRI sendiri perlu kontekstual dan merangkul semua orang muda, khususnya mahasiswa.

V. Hargo Mandirahardjo
Ketua Presidium Pusat ISKA

PMKRI harus terbuka dengan perubahan zaman. Orang muda harus bergerak dengan waktu. Oleh sebab itu, harus memiliki gebrakan menarik. Misal, membuka pendaftaran dengan sistem online. Maka, orang muda akan sangat tertarik dan penasaran.

Lidya Natalia Sartono
Mantan Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI

PMKRI adalah organisasi yang kental dengan kaderisasi. Selain itu, PMKRI adalah Indonesia mini. Ketika orang mendengar kata PMKRI, akan terbayang dengan kaderisasi. Maka, mereka tidak boleh menghilangkan roh kaderisasi itu sendiri. Rohnya ialah sebagai mahasiswa, sebagai Gereja, agen perubahan, intelektual, dan Pancasila. Selain itu, dalam zaman modern ini, PMKRI harus aktual dan seimbang.”

Melky Laka Lena
Alumnus PMKRI, Politisi Partai Golkar

Saya berharap, PMKRI sekarang betul-betul mempersiapkan kader-kader yang bisa berkontribusi bagi Gereja dan negara; menjaga kebhi nnekaan dalam spirit kekatolikan. Fraternitas, intelektualitas, dan kristianitas harus menjadi nilai yang tercermin dalam karya PMKRI. Sehingga bisa membedakannya, baik di antara organisasi lain maupun nanti ketika memasuki sektor profesional. Saya juga ingin PMKRI semakin membuka diri untuk merangkul semua mahasiswa Katolik dari kampus negeri dan swasta.

Veronika Wiwiek Sulistyo
Sekretaris Nasional Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI)

Sekarang ini PMKRI memiliki banyak saingan. Dari kampus hingga masyarakat ada organisasi yang menjanjikan. Namun, mereka harus menjadi sesuatu yang bermakna lebih. Apa itu? Jadi organisasi yang bekerja sama dengan semua lapisan masyarakat. Setidaknya membuat sesuatu yang berguna bagi Gereja dan masyarakat. Contohnya, dalam Pemilihan Kepala Daerah, menjadi panitia dan banyak lagi. Saya berpikir, PMKRI harus sosialisasi lagi ke kampus-kampus, sehingga banyak peminatnya.

Sebastian Salang
Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi)

PMKRI sebagai organisasi mahasiswa, harus memahami karakter anak muda, mengerti kebutuhan dan tantangan yang mereka hadapi. Sehingga, PMKRI bisa merumuskan strategi untuk mendekatkan diri. PMKRI sudah seharusnya dikelola secara modern, dirancang secara digital, dan mengikuti perkembangan teknologi dan komunikasi. Sistem perekrutan pun harus dikemas semenarik dan sekreatif mungkin. PMKRI juga menjadi wadah persemaian kader dan nilai-nilai kebangsaan. Kalau banyak peminatnya, maka kemudian hari persemaian ini akan menghasilkan orang-orang yang punya andil di masyarakat, yang berguna bagi Gereja dan Tanah Air. Namun, kalau sedikit peminat, maka kader yang dihasilkan juga sedikit dan mungkin juga sulit untuk menemukan kualitas dari yang dimunculkan.

Hermina Wulohering/Johannes de Deo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini