Paus Fransiskus memiliki devosi mendalam kepada St Yosef tidur. Tapi, patung dan devosi ini belum terlalu familiar di Indonesia.
SANTO Yosef banyak dijadikan sebagai nama pelindung paroki di seantero dunia. Namun di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) hanya ada satu gereja yang menggunakan nama suami Maria, ayah Yesus, sebagai teladan rohani dan keutamaan hidup umat yakni Paroki Matraman, Jakarta Timur.
Memasuki gerbang Gereja Matraman, reca St Yosef seakan menyambut kedatangan umat. Patung itu dibuat oleh Haji Basuki dari batang pokok pohon tanjung (Mimusops elengi). St Yosef berdiri di pintu depan. Menurut Kepala Paroki Matraman, Romo Dominikus Beda Udjan SVD, St Yosef seakan menyambut umat untuk masuk ke dalam gereja dan bertemu dengan Puteranya, Yesus Kristus. [Perlukah Menyebut St Yosef dalam Doa Syukur Agung?]
Masih ada tiga arca St Yosef dengan gelar, makna, dan letak berbeda di sana. Namun yang tertua adalah reca St Yosef yang membawa tongkat, bunga bakung (Crynum asiaticum L), dan Kitab Suci. Patung ini ada sejak gereja berdiri pada 1923. Reca itu berdiri di atas pintu utama –seperti arca Bunda Maria di Katedral Jakarta. “Dari atas sana, St Yoseph menebar pandangan ke segala penjuru Paroki Matraman. Ia membuka tangan kepada siapa pun yang datang kepadanya,” ungkap Romo Domi, dalam surat elektroniknya, Senin, pertengahan Desember lalu. [Perawat “Kanak-kanak Yesus”]
Praktek Devosional
Patung St Yosef tak hanya terlihat di dalam dan luar gereja. Di Paroki Matraman, ujar Romo Domi, terdapat komunitas doa yang memiliki fokus devosional kepada St Yosef. Menjelang Hari Raya St Yosef, tiap 19 Maret, Paroki Matraman menggelar Misa dan novena kepada pelindung para pekerja, ayah, Gereja Katolik, dan imigran itu. [Bersatu dalam Katedral Kubah St Yosef]
Pada masa Advent dan Natal, kata Romo Domi menambahkan, umat kembali diingatkan tentang peran besar St Yosef. Dia menerima dan menghormati Maria serta Yesus yang berada dalam kandungan sang ibu.
Menjelang kelahiran Yesus, Allah mengutus para malaikat-Nya kepada St Yosef ketika tertidur. Dalam mimpi, St Yosef mendengar para malaikat berpesan agar jangan takut mengambil Maria sebagai istrinya, dan menyelamatkan Yesus dari bahaya. Dalam tidur dan mimpinya itulah St Yosef menyelamatkan keluarganya.
Paus Fransiskus sangat yakin bahwa Allah mengandalkan St Yosef justru dalam tidurnya. Keyakinan Bapa Suci itu diutarakan dalam pertemuan dengan keluarga-keluarga Katolik di Filipina pada 2015. Pada kesempatan itu juga Paus asal Argentina ini memperkenalkan patung St Yosef tidur. “Saya sangat mencintai St Yosef. Dia adalah pribadi yang tenang dan tegar…Bahkan ketika tidur, dia menjaga Gereja,” ujarnya seperti dilansir www.romereports.com.
Tak pelak kalau Paus Fransiskus menjadikan St Yosef (selain St Mikael) sebagai pelindung Negara Kota Vatikan. Saat di Filipina, Paus juga mengatakan, saat St Yosef tidur, Allah mengungkap kehendak-Nya kepada dia. “…sementara kita diam sejenak dari kewajiban dan kegiatan sehari-hari, Allah juga berbicara kepada kita,” lanjutnya.
Istirahat, tambah Paus Fransiskus, sangat diperlukan untuk kesehatan pikiran dan tubuh manusia. Selain itu, istirahat juga penting bagi kesehatan rohani, sehingga manusia bisa mendengar suara Allah dan memahami kehendak-Nya terhadap diri kita. “Allah memilih Yosef sebagai bapak pemelihara Yesus dan suami Maria. Sebagai orang kristiani, Anda juga dipanggil seperti Yosef untuk membangun sebuah rumah bagi Yesus. Anda membangun sebuah rumah bagi-Nya di dalam hatimu, di dalam keluargamu, di dalam paroki-paroki dan komunitas-komunitasmu,” harap Paus seperti dikutip www.opusdei.co.id.
Pengalaman Perjumpaan
Patung St Yosef tidur merupakan salah satu kekayaan simbol dalam Katolik. Patung itu pertama kali dibuat oleh Fontanini, perusahaan pembuat aneka figur asal Italia. Di Indonesia, patung St Yosef tidur belum terlalu familiar bagi umat. Di Keuskupan Agung Jakarta, misalkan, paling tidak hanya ada dua tempat untuk menemukan patung St Yosef tidur, yakni di Penerbit dan Toko Rohani Obor serta kediaman pribadi Evelina Setiawan.
Evelin meletakkan arca St Yosef tidur di pojok atas lemari di ruang pribadinya. Dia mengetahui patung itu pertama kali ketika berziarah ke Kapela Our Lady of Akita, Jepang, pada 2016. Di kapela itu, patung St Yosef tidur berada di salah satu sudut ruangan.
Begitu tiba di Jakarta, dia meminta bantuan kepada seorang temannya –perupa patung rohani– untuk membuat patung St Yosef tidur. Evelin mengakui, seperti yang dilakukan oleh Paus Fransiskus, saban kali pikirannya buntu menghadapi persoalan atau pekerjaan, dia menulis di secarik kertas persoalannya dan meletakkan kerta itu di bawah bantal patung St Yosef tidur.
Tak hanya saat mengalami lika-liku, pada saat tertentu ketika tak mengalami beban pikiran, dia juga melakukan hal serupa. Evelin menulis, selamat tidur St Yosef, selamat beristirahat. “ Masa, St Yosef disuruh membantu kita terus,” tulisnya dalam pesan WhatsApp.
Baginya, reca itu mengajarkan, setiap masalah yang dihadapi akan diselesaikan Tuhan meski kita dalam keadaan tidur sekali pun. St Yosef mengajarkan kepadanya, agar selalu patuh, cinta, dan tulus kepada Allah. “Tanpa St Yosef, tidak mungkin lahir simbol keluarga kudus,” lanjutnya.
Evelin mengakui, devosi kepada St Yosef tidur belum banyak dipraktekkan di Indonesia. Namun dari informasi yang ia terima, sebuah kapela milik tarekat Misionaris Hati Kudus Yesus (Missionarii Sacratissimi Cordis Jesu, MSC) di Kei, Maluku sedang dipersiapkan untuk devosi kepada St Yosef tidur. Evelin berharap, semakin banyak orang berdevosi dan meneladani keutamaan iman dan teladan hidup St Yosef.
Dua Patung
Gereja yang dipersembahkan khusus dalam perlindungan St Yosef tidur baru terjadi di Paroki Vadakkekotta, Keuskupan Cochin, India. Paroki ini sejak semula berpelindung St Yosef. Namun, sejak Paus Fransiskus memperkenalkan patung St Yosef, Kepala Paroki Vadakkekotta Pastor Jolly Thapalodath getol mencari informasi seputar patung tersebut. Pastor Jolly terkesan dengan berbagai kisah yang didapatnya.
Dia memesan satu patung St Yosef berukuran kecil dari Roma. Begitu tiba, patung tersebut diarak ke sejumlah paroki antara lain, Aluva, Kalamassery, Kakkanad, Erumbanam, dan Karingachira. Sejak patung itu tiba di Gereja Vadakkekotta banyak umat datang dari berbagai tempat. Setiap Rabu, paroki mengadakan devosi khusus kepada St Yosef tidur. Paroki itu kini memiliki dua patung St Yosef tidur. Patung berukuran kecil di takhtakan di balkon gereja, sementara replika patung berukuran besar –dibuat di Thrissur, India– diletakan di sisi altar.
Meski demikian, arca hanya sekadar sarana untuk membantu umat agar lebih dekat kepada Sang Pencipta. Hendaknya, setiap kali memandang reca St Yosef tidur, kita hendaknya sadar untuk selalu meneladani iman dan sikap orang kudus yang telah menjaga Gereja dalam keheningan sikapnya.
Yanuari Marwanto
St. Joseph’s Day.
Hadiri “St Joseph’s Day” di Paroki Curug Gereja St Helena Tangerang yang akan digelar hari Sabtu, 24 Maret 2018 pkl 08.30 – 13.00 di GKP Paroki Curug dengan acara Talkshow “St Joseph: Who is That Man?” dan Misa Syukur Pesta Nama St Joseph bersama Pastor Yulius Edyanto MSF. Dan pembekatan Patung St. Joseph. Penyelenggara: Komunitas Pria Katolik (KPK) St Helena berkolaborasi dengan Berkhat Santo Yosep (BKSY), Rukun Kematian St Joseph dan Lingk. St Joseph Wilayah 1 Bonang. Acara terbuka bagi umat lintas paroki. Beragam Lucky Draw menanti: Patung St. Joseph, Film Joseph of Nazareth, Jersey Sepeda dll. Registrasi hubungi Andi Singgih – 0811196804 atau via Online: https://www.kpkhelena.org/events-1/st-joseph-day-festival