HIDUPKATOLIK.COM – LAMBANG Uskup Tanjung Selor, Mgr Paulinus Yan Olla MSF, adalah perisai yang terbagi menjadi tiga bagian: satu bagian di atas dan dua bagian di bawah, kiri dan kanan. [Profil Mgr Yan Olla]
Mgr Yan Olla merupakan anggota Kongregasi Misionaris Keluarga Kudus (Congregatio Missionariorum a Sacra Familia, MSF). Karena itu, Mgr Yan Olla menempatkan elemen-elemen lambang tarekatnya di bagian atas, dengan latar belakang merah, yaitu sebuah bintang bersinar berwarna kuning keemasan, yang melambangkan kedatangan Sang Juruselamat dan misteri inkarnasi-Nya; sebuah salib berwarna hitam, yang mengingatkan akan kepenuhan misteri keselamatan dalam wafat dan kebangkitan Kristus; dan sebuah lingkaran berwarna putih yang mengingatkan akan perintah misioner Kristus kepada kita: “Pergilah ke seluruh dunia!” [Lama Menanti, Tanjung Selor Dapat Uskup Baru]
Mengapit elemen-elemen lambang MSF itu, masih di bagian atas, adalah dua ekor burung rangkong atau enggang badak, yang dalam bahasa Dayak disebut tingang. Burung ini dihormati dan disucikan oleh masyarakat Dayak di tempat penggembalaan Mgr Yan Olla. [Jejak Keuskupan Tanjung Selor]
Di bagian bawah kiri, dengan latar belakang putih, adalah catut berwarna keperakan dan palu berkelir keperakan dengan pegangan berwarna coklat kayu, melambangkan Maria dari La Salette. Dalam penampakan di La Salette, Perancis pada 1846, Maria berkalungkan sebuah salib yang pada sisi kiri Yesus terdapat palu sedangkan sisi kanan-Nya catut.
Palu merupakan simbol karya kejahatan manusia yang terungkap dalam penggunaannya sebagai alat penyaliban. Sedangkan catut merupakan alat yang digunakan oleh mereka yang mencintai Yesus menurunkan-Nya dari salib. Maria La Salette dikenal sebagai Bunda Rekonsiliatriks atau Bunda Pendamai karena warta pertobatan yang diserukannya.
Di bagian bawah kanan, dengan latar belakang hitam, adalah setangkai bunga lili dengan tiga kuntum berwarna putih serta sebuah siku –peralatan tukang kayu– berwarna coklat kayu, melambangkan Yosef, mempelai Maria dan penjaga Keluarga Kudus.
Di atas perisai ditempatkan sebuah galero atau topi khas klerus berwarna hijau, dengan enam jumbai di masing-masing sisinya. Di bagian tengah belakang perisai adalah sebuah salib pancang berwarna kuning keemasan. Galero hijau dengan enam jumbai berikut salib pancang ini merupakan penanda bahwa sang empunya lambang adalah seorang uskup. [Anak Guru Jadi Uskup Tanjung Selor]
Akhirnya, di bagian bawah perisai terdapat pita berwarna kuning keemasan, bertuliskan motto penggembalaan Mgr Yan Olla dalam Bahasa Latin, Servus Veritatis, yang berarti Pelayan/Hamba Kebenaran (bdk. Yoh 14:6). Yesus yang adalah kepenuhan pewahyuan Allah dan patut disembah merupakan pula Kebenaran tertinggi yang memerdekakan (bdk. Yoh 8:32).
Albert Wibisono (Surabaya)