HIDUPKATOLIK.COM – PENDIDIKAN TOBAT MENURUT INJIL LUKAS
Khasanah alkitabiah merupakan satu-satunya basis kehidupan beriman bagi setiap orang yang percaya kepada Sang Khalik. Dengannya, manusia yang percaya beroleh keselamatan dan kebahagiaan. Siapa yang tidak membaca Kitab Suci, ia sama sekali tidak mengenal Kristus, demikian kata St. Hironimus.
Dalam hal ini, keselamatan bukan tidak mungkin terjadi bagi mereka yang setia mendengarkan Firman Tuhan. Namun mendengarkan Firman Tuhan saja tidak cukup. Setelah mendengarkan Firman Tuhan, setiap orang diajak untuk menghayati kebenaran-kebenaran yang diterima dari Kitab Suci.
Penulis tidak mengkonversi semua hal tentang tobat sebagaimana menurut studi kritis, dengan metodologi atau pendekatan tertentu melainkan mengajak pembaca untuk mendengarkan ajakan Lukas tentang pertobatan.
Baiklah kiranya, setelah mengenal pertobatan ala Lukas, kita belajar untuk menghayatinya dalam masa Prapaskah ini. Kita mengetahui bahwa Injil Lukas adalah sebuah kitab yang paling banyak mengulas kenyataan pewartaan Yesus dalam dua cara yakni sebagaimana adanya, dan dengan cara pandangan yang lain sama sekali.
Dalam kasus ini, berbeda dengan injil sinoptik lainnya, Lukas akan melukis dengan sangat bagus siapa tokoh Yesus dan bagaimana Yesus sebagai Putra Allah dan Putra Manusia secara intensif dan penuh makna.
Lukas adalah seorang bukan Yahudi; dan ia mempunyai keunggulan yang unik sebagai satu-satunya penulis kisah Perjanjian Baru yang benar-benar bukan Yahudi. Ia adalah seorang dokter dan mungkin karena itu ia memperoleh simpati yang sangat besar dari sebagian besar orang.
Dikatakan bahwa seorang pendeta senantiasa meninjau orang dari segi kebaikan mereka; seorang ahli hukum dari segi kejahatan atau keburukan mereka; dan seorang dokter meninjau dari segi apa adanya. Lukas melihat semua dan mengasihi mereka semua. Kenyataan itulah yang menggambarkan pribadi Lukas amat jarang melukiskan Yesus melebihi dari sekedar apa yang dia peroleh atau pelajari. (Bersambung)
Fr. Deodatus D Parera (Penulis adalah calon imam Keuskupan Agung Kupang-Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui, Tingkat VI)