Teknologi untuk Memanusiakan Manusia

595
(kiri-kanan) Rm.Antonius Widyarsana SJ (moderator seminar) , Yanuar Nugroho Ph. D (Deputi II Staf Presiden), Dr. F. Budi Hadirman (Dosen STF), Dr.Michael Dua (Dosen Etika Unika Atma Jaya), dan Rektor STF Driyarkara, RD. Simon Petrus Lili Tjahjadi, berfoto bersama usai Seminar “Etika komunikasi Digital – Membela Moralitas dalam Prahara Politik Pascakebenaran”Kamis, 24/2 lalu (Foto: HIDUP/ Johannes de Deo CC)

HIDUPKATOLIK.com – SEKOLAH Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara sangat ramai, pagi itu. Orang-orang antre membubuhkan tanda tangan kehadiran dalam sebuah seminar. Secara bergiliran, mereka  memasuki Auditorium. Ruangan seluas 10 x 25 m itu terasa gerah. Banyak orang yang berdiri, membuat panitia membuka ruangan tambahan.

Untuk menyambut Dies Natalies ke-49, STF Driyarkara mengadakan Seminar “Etika komunikasi Digital – Membela Moralitas dalam Prahara Politik Pascakebenaran”, Kamis, 24/2. Hadir sebagai pembicara, Deputi II Staf Presiden, Yanuar Nugroho Ph. D, Dosen STF, Dr. F. Budi Hadirman, dan Dosen Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Dr. Michael Dua. RP Antonius Widyarsana SJ menjadi moderator.

(kiri-kanan) Yanuar Nugroho Ph. D (Deputi II Staf Presiden), Dr. F. Budi Hadirman (Dosen STF), dan Dr.Michael Dua (Dosen Fakultas Teknik Unika Atma Jaya) hadir sebagai narasumber seminar menyambut Dies Natalies ke-49, STF Driyarkara, 24/2 lalu

Pada kesempatan itu, Yunarto menyampaikan bahwa hampir seluruh masyarakat Indonesia memiliki gadget dan seluruh aktivitas manusia tidak lepas dari alat canggih tersebut. Alhasil, pola pikir masyarakat cenderung terpengaruh oleh teknologi tersebut.

Ia mengingatkan bahwa manusia harus pandai mengolah hal tersebut agar tetap sesuai dengan kegunaannya. “Dalam mengolah internet, kita harus terbuka dan pintar menyaring,” ujar pria bertubuh tinggi ini.

Selanjutnya, Fransisco Budi Hadirman memaparkan sebuah pemahaman bahwa dunia dibangun dengan internet. Semua orang bisa saja menggunakan internet tanpa batas. Yang membuat miris, manusia melakukan hate speech dengan sesuka hati.

Selain itu, lanjut Budi Hardiman , kebanyakan orang lebih senang berinteraksi di dunia maya dibandingkan secara langsung. “Orang bebas melakukan apa pun dengan internet. Sementara mereka belum cukup sadar akan manfaatnya,” beber pria yang biasa disapa Franky.

Pembicara berikutnya, Michael Dua, menjelaskan bahwa teknologi adalah bentuk demokrasi. Meski demikian,  ia khawatir nantinya manusia terisolasi dengan dunia nyata. Maka, ia mengajak peserta untuk mengendalikan teknologi dengan bijak dan mengutamakan interaksi secara langsung. “Teknologi itu buatan manusia, maka kita harus mengendalikannya. Jangan sebaliknya,” ucap Dosen Fakultas Teknik Unika Atma Jaya Jakarta ini.

Seminar ini disiarkan melalui Youtube sehingga dapat disaksikan oleh masyarakat luas. Romo Widi juga memberikan kesempatan kepada warganet yang menonton untuk bertanya.

Direncanakan, pada seminar selanjutnya akan dilakukan live streaming untuk kedua kali. “Kami membuat streaming ini agar orang yang tidak ikut seminar dapat menonton dari jarak jauh,” ujar Ketua STF Driyarkara, RD Simon Lili, dalam sambutannya.

Suasana Seminar “Etika komunikasi Digital – Membela Moralitas dalam Prahara Politik Pascakebenaran”, Kamis, 24/2 lalu di Auditorium STF Driyarkara; (kiri-kanan) Rm. Antonius Widyarsana SJ, Yanuar Nugroho, F. Budi Hadirman dan Michael Dua (Foto: HIDUP/Johannes de Deo CC)

Dies Natalies ke-49 STF Driyarkara berpuncak pada 5 Mei 2018. “Kami akan mengolah puncak perayaan agar pesan ‘Memanusiakan Manusia’ lebih terasa,” kata Ketua Umum Panitia Ulang Tahun, Fr. Carolus Budi Prasetyo.

Johannes de Deo CC

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini