Memilih Orangtua Wali Pernikahan

590

HIDUPKATOLIK.com – Dear Romo Erwin MSF, saya dibesarkan dalam keluarga sejahtera dan bahagia. Beberapa bulan lagi saya menikah. Ada ganjalan dalam rencana pernikahan kami. Saya baru tahu bahwa ternyata saya anak adopsi dan orangtua kandung saya masih hidup dan sehat. Mereka mengaku telah “melepas” saya karena situasi ekonomi mereka sangat susah waktu itu. Orangtua angkat sangat mengasihi saya dan mengasuh saya seperti anak kandung sendiri. Melihat situasi ini, ketika saya menikah nanti, siapakah yang berhak menjadi pendamping dan orangtua saya dalam Sakramen Perkawinan nanti dan duduk di kursi resepsi? Mohon pencerahan dari Romo agar saya dapat memberikan alasan memilih di antara mereka.

Laurensius Ludovikus, Bandung

Saudara Ludovikus yang terkasih, menjawab persoalanmu sama dengan menjawab persoalan hati dan persoalan etiket, yang tidak dapat dijabarkan secara rasional saja. Anda tentu bersyukur karena telah mendapat orangtua baru, yang sangat menyayangi Anda, sehingga Anda dapat bertumbuh dan mempunyai hati yang baik kepada sesama. Orangtua angkat Anda juga telah mengajarkan sesuatu yang baik, sehingga Anda menjadi pribadi beriman dan penuh kasih.

Kebingungan Anda adalah cerminan bahwa Anda seorang yang tidak asal-asalan dan tidak ceroboh dalam memperlakukan orang lain, terutama orangtua Anda yang sekarang ini ada dua pasang. Kebingungan Anda mempunyai dasar perasaan dan kepatutan yang pasti tidak dapat dianggap remeh belaka. Ketika Anda memikirkan orangtua angkat, bukankah mereka sungguh menjadi orangtua yang mengasihi dan tulus? Jawablah pertanyaan ini dengan jujur.

Kenyataan bahwa orangtua kandung Anda mempunyai kesulitan ekonomi dan melepas tanggung jawab membesarkan, jangan membuat Anda membenci mereka. Akan tetapi, hal itu juga tidak boleh mengabaikan orangtua angkat yang amat berjasa. Pertimbangan suara orang lain juga bukan prioritas, karena Anda sendiri mengalami kebaikan itu. Renungkan dengan baik keputusan Anda dan dengarkan orangtua angkat Anda.

Selain menjawab dengan jujur, Anda harus benar benar berpikir tentang realitas. Anda mengalami adopsi juga karena realitas orangtua Anda yang “tidak sanggup” mengatasi persoalan hidup mereka dan melepas Anda untuk diadopsi pasangan lain. Kesanggupan orangtua angkat menjadi bukti bahwa mereka sungguh-sungguh orang terpenting dalam hidup Anda selama ini. Mereka rela menyibukkan diri dengan anak adopsi dan merawat Anda dengan kasih sejati. Ini bukan kebetulan, melainkan kehendak Tuhan, sehingga semua berjalan baik.

Dalam hal mendampingi perkawinan, usul saya adalah: bertanya kepada orangtua angkat Anda. Sifat pertanyaan Anda bukan menunjukkan kebingungan dan kesedihan, melainkan sikap terbuka pada pendapat orangtua angkat Anda. Sampaikan perasaan Anda tentang pemikiran ini. Terbuka pada keputusan mereka tentang siapa yang menjadi orangtua pendamping Anda selama perkawinan di gereja dan di tempat resepsi. Apapun jawaban mereka, perlu Anda hormati, karena mereka de facto adalah orang-orang yang senyatanya merawat Anda.

Jika orangtua angkat ingin mendampingi Anda, maka Anda jangan menolak atau merasa sedih. Mereka berhak mendampingi karena dikenal sebagai orangtua Anda, meskipun Anda diadopsi mereka. Sedangkan orangtua Anda, seandainya diberi kesempatan untuk menjadi wakil orangtua, maka itupun hadiah dari kebaikan hati orangtua angkat yang merelakan Anda didampingi mereka. Orangtua angkat tetap diprioritaskan karena mereka mempunyai hak pertama mendampingi anaknya.

Berhadapan dengan para tamu, Anda bisa menjelaskan kepada mereka tentang kedua orangtua ini. Orangtua kandung yang datang ke pesta perkawinan itu harus diundang dan diperkenalkan sebagai orangtua, tanpa mengabaikan orangtua angkat yang juga berada di situ. Jika mungkin keduanya bisa disandingkan. Peristiwa ini tidak memalukan, melainkan peristiwa silaturahmi yang amat baik. Selamat merenungkan.

Alexander Erwin Santoso MSF

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini