Festival Reba-Ngada

449
Seminar dan Misa Inkulturasi REBA Ngada Jakarta di TMII yang dipimpin olehUskup Agung Jakarta/ Uskup TNI&POLRI, Mgr. Ignatius Suharyo

HIDUPKATOLIK.com – Festival Reba-Ngada

PAGUYUBAN Keluarga Besar Jakarta dan Kantor Penghubung Provinsi NTT (PKBNJ) melaksanakan Seminar Nasional Budaya Ngada pada Rabu, 7/2. Acara ini merupakan rangkaian pembuka Festival Reba-Ngada yang dilaksanakan di Kolese Kanisius Menteng, Jakarta Pusat.

Sekitar 150 orang dari berbagai lapisan masyarakat hadir dalam acara ini. Dr. Watu Yohanes Vianey, Romo Hubert Muda SVD, Romo Rofinus Neto Wuli (Roni), dan Duta UNESCO untuk Indonesia, Moe Chiba, menjadi pembicara.

Acara puncak berlangsung pada Minggu, 10 Februari 2018, yakni pemberkatan Sao Ngada oleh Mgr. Ignatius Suharyo. Kemudian Sao Ngada diresmikan oleh Gubernur NTT. Acara dilanjutkan dengan Festival Ritual Reba sebagai kearifan budaya lokal.

Seminar ini ingin menunjukkan konsistensi Kabupaten Ngada yang menghargai budaya leluhur. Selain itu, acara ini juga menampilkan wujud persatuan Indonesia yang berangkat dari budaya lokal.

“Kita tidak boleh melupakan budaya! Ini adalah bentuk kearifan budaya lokal dan bentuk pertahanan Indonesia!” ujar Romo Roni.

Sao Ngada akan menjadi tempat budaya, ilmiah, dan sosial orang Ngada. Sao, yang artinya rumah, ingin menandakan sebagai kesatuan budaya yang tidak boleh dilupakan.

Watu Yohanes menandaskan bahwa bentuk Sao sama seperti manusia. Terdapat alas, tiang, dan atap yang menggambarkan tubuh, jiwa, dan roh.

Sebelumnya, Festival Reba pernah dilaksanakan lima kali di Jakarta. Perayaan Reba adalah ungkapan syukur orang Ngada terhadap alam. Selain itu, sebagai penghormatan kepada leluhur yang selalu berperan dalam kehidupan.

Salah satu panitia Festival Reba, Cosmas, menuturkan bahwa Reba adalah bentuk konsistensi orang Ngada. Selain konsisten, Ngada menunjukkan sikap terbuka terhadap ajaran Kristiani. “Kami, menyatukan Budaya Reba dengan ajaran Kristiani. Semua menjadi satu dalam Ekaristi,” ujar pria yang berdomisili di Jakarta ini menutup percakapan.

Raphael Joh. de Deo C. C. 

(ab)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini