HIDUPKATOLIK.com – Presiden Mahmoud Abbas di Malam Natal: Agama itu Kemanusiaan
Bangga dan terharu ketika menonton berita di BBC-Philipina TV yang memberitakan kehadiran Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam Misa Perayaan Natal di Gereja Nativity-Betlehem.
Di tengah kisruh Palestina dan Israel pasca pernyataan Donald Trumph yang akan memindahkan Kedubes Amerika ke Yerusalem yang dengan itu mengakui wilayah Yerusalem sebagai pusat kota Israel, Presiden Mahmoud Abbas hadir untuk semakin menegaskan bahwa kelahiran Yesus di Betlehem telah menjadikan Yerusalem sebagai tempat perdamaian, suci dan unik bagi semua agama yang memiliki Panggilan Khusus untuk Perdamaian, sebagaimana pernyataan Santo Papa Fransiskus.
Kehadiran Presiden Abbas, menjadi sebuah tamparan bahwa menjaga Jerusalem sebagai kota Perdamaian, Suci dan Unik bagi semua agama tanpa harus dengan aksi demonstrasi atau dengan caci maki serta membakar bendera negara lain sebagai luapan kemarahan dan emosi, namun menjaga dan membela Yerusalem dengan rasa kemanusiaan dan toleransi, sebagaimana nilai Kemanusiaan yang tertanam dan terkandung dalam rahim tanah Betlehem.
Kehadiran Presiden Abbas semakin membuka mata kita semua bahwa persoalan Israel dan Palestina bukan merupakan persoalan agama. Agama tidak bisa dipolitisasi untuk semakin menjauhkan rasa kemanusiaan dan toleransi itu sendiri. Persoalan Yerusalem hari ini tidak memiliki hubungan apapun dengan janji Allah kepada Israel yang selama ini digembar-gemborkan oleh oknum umat Kristiani dengan mengutip ayat-ayat Kitab Suci dan menafsirkan secara dangkal dan kerdil yang disebarkan di medsos.
Presiden Abbas mau menyampaikan pesan secara halus namun menampar kita semua bahwa persoalan Yerusalem bukan semata persoalan umat Islam tetapi menjadi perjuangan dan solidaritas semua agama. Secara halus Presiden Abbas sedang menyampaikan kepada kita semua; “JANGAN RUSAK TOLERANSI DAN KEMANUSIAAN KAMI DI PALESTINA DENGAN MEMPOLITISASI AGAMA APAPUN”.
Baca juga: http://www.hidupkatolik.com/2017/12/25/16451/pembukaan-siaran-release-natal-2017-kaj/
Demikian juga, ketika Natal menjadi sebuah perdebatan hingga larangan mengucapkan selamat, Presiden Abbas sedang menyampaikan kepada kita semua; “LIHAT, SAYA TIDAK HANYA MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL TETAPI MENGHADIRI MISA MALAM NATAL DI BETLEHEM TEMPAT KELAHIRAN NABI ISA LOH, APAKAH SAYA MENJADI KATOLIK”?
Sangat jelas dan tegas pesan kehadiran Presiden Abbas dalam Misa Malam Natal (24/12/2017) di gereja Nativity-Betlehem bahwa Natal bukan sekedar Perayaan Hari Raya umat Kristiani, melainkan menjadi Perayaan Bersama karena Natal seperti juga Hari Raya umat beragama lain adalah Kemanusiaan.
Jabatan tangan Presiden Abbas dengan dengan Patriark Latin Yerusalem Pierbattista Pizzaballa saat misa malam Natal di Gereja Nativity, seakan sedang menyampaikan kepada kita semua jabatan tangan adalah sebuah kekuatan persatuan, solidaritas dan toleransi yang tidak akan pernah terceraikan hanya karena sebuah ajaran.
Bagi saya, kehadiran Presiden Abbas adalah Natal itu sendiri; sebuah kehadiran perdamaian dan persatuan sebagaimana yang dibawa oleh Yesus melalui kelahiran-Nya di Betlehem, menjadi simbol ucapan Natal yang mengajak semua untuk berdamai, yang juga sedang mengajak kita semua bahwa agama tertinggi dari semua agama adalah KEMANUSIAAN.
Katolik menjadi semakin Katolik yang Universal dan Terbuka, Islam menjadi semakin Islam yang Rahmatan L’il Alamin, Protestan semakin Protestan demikian juga Hindu, Budha, Yahudi, Konghuchu dan lainnya menjadi semakin beragama sesuai ajaran masing-masing ketika ajaran itu TIDAK MENJAUHKAN KEMANUSIAAN DARI PENGHAYATAN HIDUP BERAGAMA MASING-MASING, MELAINKAN MENJADIKAN KEMANUSIAAN DALAM SOLIDARITAS, TOLERANSI DAN KEDAMAIAN SEBAGAI HUKUM DAN AJARAN TERTINGGI DARI SEMUANYA. KEMANUSIAAN SEBAGAI “AGAMA” SESUNGGUHNYA.
Kehadiran Presiden Abbas di Malam Natal itu mengajak kita semua untuk berhenti mempolitisasi agama demi kepentingan tertentu dan mengajarkan bahwa Natal adalah peristiwa Iman dari sebuah Kemanusiaan sebagaimana pesan beliau yang dikutip dari nad. ps (Tribun Jateng-26/12/2017):
Hari ini di setiap tahun, jiwa miliaran orang berpaling ke Betlehem untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus, utusan cinta, kedamaian, dan keadilan. Lebih dari 2000 tahun yang lalu, pesan Yesus disampaikan dari palungan sederhana di Betlehem.
Kami bangga bahwa tradisi berharga ini merupakan bagian integral Palestina dan bahwa orang-orang Palestina di seluruh dunia merasakan kebanggaan dan menjadi inspirasi untuk datang dari negara yang menunjukkan pesan, nabi, dan pengetahuan.
Manila: Dec-27-2017
RP. Yohanes Tuan Kopong MSF
(ab)