Rilis Final: Refleksi Akhir Tahun Ormas Katolik

440

HIDUPKATOLIK.com Rilis Final Ormas Katolik 

Tahun 2018 dan 2019, Indonesia akan memasuki tahun politik. Pilkada, pemilu legislatif dan presiden secara serentak. Ormas Katolik menyerukan agar kontestasi pilkada dan pemilu tidak menggunakan, menyalahgunakan, memanfaatkan kampanye SARA radikalisme, dalam bentuk ujaran kebencian serta kampanye hitam sebagai instrumen meraih kekuasaan. Demikian ditegaskan oleh para pimpinan ormas Katolik di tingkat nasional dalam “Refleksi Akhir Tahun” di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Mereka adalah Ikatan Sarjana Katolik Indonesia, Wanita Katolik Republik Indonesia, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, Pemuda Katolik dan Forum Masyarakat Katolik Indonesia.

Harus diakui, pilkada telah menciptakan jarak baru kita sebagai warga negara, antartetangga, bahkan dalam keluarga. Perpecahan antarkelompok masyarakat menjadi buah yang harus dipetik dari pertarungan politik identitas. Fenomena politisasi agama merupakan contoh buruk bagi demokrasi Indonesia. Polarisasi seperti itu menjadi kontra produktif bagi Indonesia yang majemuk. Sementara, bangsa Indonesia memiliki sejarah yang buruk terkait konflik sosial berbau SARA.

Pilkada dan pemilu serentak adalah pilihan sulit terbaik yang harus diambil demi perbaikan proses konsolidasi demokrasi. Ormas Katolik mendukung penyelenggara pemilu, yaitu Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu untuk mengawal pemilu agar berjalan sesuai dengan asas luber dan jurdil. Selain itu, dukungan penuh pemerintah, peran serta masyarakat dan berbagai elemen bangsa –termasuk TNI dan Polri, adalah syarat mutlak terselenggaranya pemilu yang demokratis, transparan, aman, dan damai.

Selanjutnya, persoalan intoleransi berlabel agama masih menjadi problem kebangsaan yang harus menjadi perhatian kita bersama. Beragam aksi yang merongrong idiologi Pancasila menyeruak. Demonstrasi berlabel agama, dugaan makar, kekerasan kelompok intoleran, memburuk nya kondisi pemenuhan hak kebebasan beragama dan berkeyakinan hingga terorisme memenuhi diskursus ruang publik kita selama tahun 2017.

Ancaman perpecahan bangsa menjadi isu sentral yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Mencari solusi pelbagai persoalan tersebut tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, cendekiawan, elit politik, pengusaha, serta generasi milenial yang kelak akan menjadi pemimpin di negara ini.

Ormas Katolik menegaskan pengejawantahan nilai-nilai Pancasila menjadi penting dan mendesak bagi para anak bangsa untuk merawat komitmen kebangsaan, persatuan dan kesatuan bangsa dengan berlandaskan keberagaman. Pancasila dapat menjamin tekad bangsa Indonesia yang majemuk untuk saling menerima karena lima sila sebagai dasar, cita-cita dan norma-norma dasar yang dimiliki bersama oleh bangsa Indonesia. Lima sila Pancasila ini berakar dalam kekayaan budaya Indonesia, demi terciptanya Indonesia yang adil, sejahtera dan tanpa sekat.

Sebagai warga Gereja dan warga Bangsa kami bertekad untuk Merawat Komitmen Kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbhineka tunggal ika dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Jakarta, 20 Desember 2017

Hormat kami,

Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia

V. Hargo Mandirahardjo
Ketua Presidium

Benny Sabdo
Sekretaris Jenderal

Dewan Pengurus Pusat Wanita Katolik Republik Indonesia

Justina Rostiawati
Ketua PRESIDIUM

E. Srihari Lestari
Sekretaris Jenderal

Presidium Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia

Angelo Wake Kako
Ketua Presidium

Bernardus Tri Utomo
Sekretaris Jenderal

Pengurus Pusat Pemuda Katolik

Karolin Margret Natasa
Ketua Umum

Christopher Nugroho
Sekretaris Jenderal

Sekretaris Nasional Forum Masyarakat Katolik Indonesia

Veronica Wiwiek Sulistyo
Sekretaris Nasional

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini