HIDUPKATOLIK.com – Pater Yohanes Tuan Kopong MSF kembali mengirimkan sebuah tulisan tentang salah satu tradisi iman umat Katolik Filipina menjelang natal yang dikenal dengan sebutan Simbang Gabi. Semoga bermanfaat dan siapa tahu bisa ditiru oleh umat Katolik Indonesia. Tuhan memberkati.
Simbang Gabi berasal dari kata Simba merupakan kata dasar dari kata kerja Magsimba yaitu: ke Gereja dan Gabi artinya malam. Secara harafiah Simbang Gabi berarti Ke gereja pada malam hari. Ketika diartikan dalam konteks iman Katolik Filipina, Simbang Gabi adalah Perayaan Ekaristi (misa) yang dilakukan pada Malam Hari tepatnya pada subuh pkl. 04.00.
Simbang Gabi merupakan Novena Sembilan hari menjelang Perayaan Natal, yang dimulai pada tanggal 16-24 Desember subuh pukul 04.00. Tanggal 16 Desember merupakan pembukaan Simbang Gabi di seluruh Filipina. Di beberapa bangsa seperti di Amerika, Abu Dhabi, umat Katolik yang bekerja di sana juga melakukan Simbang Gabi.
Simbang Gabi merupakan warisan iman dari para Misionaris Spanyol pada abad ke-16, yang mana oleh umat Katolik Spanyol dikenal sebagai Misa de Gallo yang berarti Misa Ayam Jantan untuk menandakan atau bersamaan dengan itu ayam jantan berkokok pada pagi hari (subuh), membangunkan umat manusia untuk memulai aktivitasnya termasuk Misa.
Dalam CBCP News (Berita Konferensi Wali Gereja Filipina) disebutkan bahwa menurut penelitian Jesson Gonzaga Allerite, kata “Aguinaldo” yang berasal dari Mozarabic (Komunitas Katolik di Spanyol yang terpengaruh oleh budaya Arab waktu itu-sekitar abad 11 M) yang berarti “pemberian” dan sebuah acara “pujian”.
Misa de Gallo atau Aguinaldo sebenarnya merupakan Misa Novena di dalam mempersiapkan Natal pada masa persiapan itu, juga untuk menghormati Hari Raya Santa Perawan Maria menerima kabar gembira, di mana seluruh gereja di Spanyol menyediakan makanan setelah misa bagi mereka yang membutuhkan, maka dari itu disebut “Aguinaldo”. Maka kemudian misa disebut sebagai Misa Aguinaldo.
Misa Aguinaldo/Simbang Gabi di Filipina
Menurut catatan Alicina dan anggota Serikat Jesus (SJ) yang lain, ditujukan bahwa waktu itu Misa Aguinaldo (Simbang Gabi) berkembang di Filipina melalui para Misionaris Agustinian dari Spanyol dan selanjutnya oleh para Jesuit. Misa ini sangat mudah diterima oleh orang-orang Filipina.
Di Filipina, izin untuk merayakan Misa Aguinaldo atau misa de Gallo yang dalam bahasa Tagalog dikenal dengan Simbang Gabi diberikan kepada gereja-gereja yang dilayani oleh para imam Agustinian, di mana pada saat itu melalui para imam Agustinian, umat beriman diberikan kesempatan untuk memohon indugensi yang diberikan oleh Paus Sixtus V (pada abad ke-16).
Pada kesempatan pemberian indulgensi itu, Santo Papa juga mendeklarasikan misa Simbang Gabi di Filipina yang dimulai pada setiap tanggal 16 Desember. Deklarasi ini untuk menjaga sembilan hari perayaan tradisional Filipina dalam sebuah upacara yang menyenangkan seperti upacara panen.
Deklarasi ini juga berarti memberi kesempatan kepada para petani untuk mengikuti misa sebelum berladang. Masyarakat pedesaan memulai pekerjaan harian mereka seperti berladang dua jam sebelum matahari terbit.
Selama masa advent, orang-orang Filipina (Filipino) membuat dekorasi yang cantik dan indah yang disebut lentera kertas untuk mengenangkan Bintang Betlehem. Lentera kertas ini digunakan oleh para petani untuk membimbing dan menerangi mereka dalam perjalanan untuk menghadiri Misa Kudus. Lonceng gereja memanggil umat beriman untuk menghadiri Simbang Gabi. Di beberapa provinsi, dimainkan musik tradisional natal dan Pastor Paroki akan pergi mengetuk pintu setiap rumah umat.
Setelah misa, umat memulihkan raga mereka dengan menyantap kue-kue tradisional Filipina seperti: Puto, Kutsinta dan Bibingka yang dibuat dengan adonan dari beras ketan untuk melambangkan masing-masing hari dari sembilan hari novena dan ini merupakan cara orang Filipina merayakan Natal yang sesungguhnya.
Makna Simbang Gabi
Simbang Gabi sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas merupakan Misa Novena sembilan hari berturut-turut sebagai persiapan menyongsong Kelahiran Raja Agung yang dijanjikan oleh Allah Bapa untuk menebus dosa umat manusia.
Simbang Gabi memiliki hubungan yang sangat mendalam dengan Iman umat Katolik Filipina. Iman pada satu Allah yang bersatu atau masuk dalam sejarah hidup manusia.
Menurut umat Katolik Filipina, Simbang Gabi menjadi sarana untuk memperbaiki diri, tingkah laku dan hidup serta kesempatan membangun pertobatan yang meringankan beban jiwa, hati, persaan dan kehendak.
Simbang Gabi adalah sebuah tindakan atau pekerjaan Solidaritas, Cinta dan Devosi. Maka yang dibutuhkan di sini adalah kekuatan dan pengorbanan untuk bangun pada pagi hari yang dingin di bulan Desember.
Seiring waktu, Simbang Gabi menjadi salah satu bagian dari tradisi dan budaya umat Katolik Filipina yang memperlihatkan dengan jelas Identitas Bangsa yang harus dijaga dan dirawat. Di tempat-tempat yang terkena bencana, Simbang Gabi membawa ketenangan, kedamaian dan harapan.
Manila: December-14-2017, Yohanes Tuan Kopong MSF (Misionaris MSF, tinggal di Manila)
(Ditulis melalui terjemahan dari CBCP.News, occatholic.com, www.catholicsandcultures.org dan balita.net ph)