HIDUPKATOLIK – Seminaris Dalam Menapaki Panggilan Menjadi Imam – bagian II
Pada bagian kedua ini, pembaca diajak untuk mengetahui terminologi (pengertian) tentang panggilan dan macamnya serta mengenai panggilan hidup (menjadi Imam atau awam).
Baca juga sebelumnya: http://www.hidupkatolik.com/2017/12/13/16017/seminaris-dalam-menapaki-panggilan-menjadi-imam-bagian-i/
Panggilan
Menurut KBBI “Kamus Besar Bahasa Indonesia “ (Team Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Phoenix Penerbit, 2010, halaman 635.): Panggilan adalah menyuruh datang, kembali, mendekat dan mengundang.
Menurut Kitab Suci (1Korintus 1:26, Yesaya 43:1, Matius 28:19): “Panggilan adalah kehidupan baru dalam Kristus” (bdk. 1Korintus 1:26).
“Panggilan adalah tugas untuk bersaksi dan diberi hak khusus untuk menerima perlindungan yang diberikan oleh namaNya” (bdk. Yesaya 43:1).
“Panggilan adalah menjadi milik Allah didalam Kristus” (bdk Matius 28:19).
Menurut Rm. Roni Bere: Panggilan adalah sebuah kepercayaan dari Allah kepada manusia, Allah mempercayai manusia untuk mengolah ciptaanNya.
Menurut Kelompok: Panggilan adalah karya Tuhan yang menugaskan manusia untuk menjalani tugas dan karya Allah di dunia.
Macam-macam Panggilan
Mengacu pada buku Weber dan Killgallon, “Hidup Dalam Kristus”, (Jakarta, Penerbit OBOR,1998. halaman 16-18), Panggilan Khusus adalah orang-orang yang dipilih secara khusus untuk menjadi pekerja di ladang Tuhan, yaitu memimpin umat Allah pada jalan yang benar dan menjadi teladan hidup umat. Contoh panggilan khusus adalah para Imam, Bruder dan Suster.
Sementara Panggilan Umum adalah orang-orang yang melalui sakramen pembabtisan menjadi anggota gereja, panggilan umum juga adalah orang-orang yang menghidupi perintah Allah melalui perkawinan contohnya kaum awam (mengacu pada buku yang sama halaman 19-20).
Panggilan Hidup
Dikutip dari HM KKS, Majalah Missio KKI, Pangkalpinang (Penerbit Missio KKI, 2015 edisi ke 42 halaman 9, disebutkan bahwa panggilan merupakan bagian dari hidup kita. Setiap manusia pasti memiliki nama, dengan nama tersebut manusia dipanggil.
Panggilan menggunakan nama sudah tidak asing lagi dalam keseharian kita. Dengan dipanggilnya nama kita, kita akan merespon atau menjawab panggilan tersebut. Panggilan tercipta karena adanya maksud dan tujuan tertentu.
Ada beragam reaksi dalam menjawab panggilan, ada yang mendengar dan melaksanakan tujuan dari panggilan tersebut maupun ada yang masa bodoh atau berpura-pura tidak mendengar panggilan. Panggilan sangat erat dengan panca indra, karena melalui panca indra kita dapat mendengar panggilan yang terjadi.
Panca indra yang kita gunakan untuk mendengarkan panggilan dari sesama kita ialah telinga. Jika dikaitkan dengan panggilan Tuhan, panggilan Tuhan tidak dapat didengar oleh panca indra, melainkan hanya dapat dirasakan melalui hati.
Setiap hari Tuhan memanggil dan menyapa umatNya, panggilan Tuhan memiliki maksud dan tujuan yakni untuk menjadi pelayan atau pekerjaNya. Namun, reaksi manusia dalam menanggapi panggilan Tuhan sangatlah beragam, ada yang menjawabi panggilan Tuhan dengan menjadi Imam, dan biarawan-biarawati maupun ada yang menjawab panggilan Tuhan dengan menjadi awam.
Jadi, panggilan Tuhan adalah panggilan yang berasal dari hati untuk menugaskan manusia manjadi saksiNya dalam mewartakan Kerajaan Allah baik menjadi Imam dan biarawan-biarawati maupun menjadi awam.
Bersambung ke bagian III, Panggilan Imamat. Nantikan besok pagi, hanya di hidupkatolik.com.
(ab)