Dipanggil Untuk Setia

537
Ibu Teresa dari Kalkuta, Pendiri Misionaris Cinta Kasih

HIDUPKATOLIK.COM – Dipanggil Untuk Setia

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepadamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.” (Luk 10:23).

Ada seorang bapak yang sudah berusia tujuh puluh lima tahun tetapi masih kelihatan sehat dan segar bugar. Suatu kali ada yang bertanya pada bapak itu. “Pak, apa resepnya supaya awet muda seperti bapak?” Bapak itu menjawab, “Supaya bisa awet muda, resepnya gampang: rajin berdoa dan buatlah hidup ini penuh sukacita. Yang namanya kesulitan hidup itu pasti ada, tetapi yang tidak boleh dilupakan adalah jangan lupa gembira.”.

Dilain kisah, suatu hari seseorang berkata kepada Bunda Teresa,”Ibu melayani kaum miskin di India. Tapi tahukah ibu bahwa masih banyak lagi kaum miskin yang terabaikan.
Bukankah itu berarti usaha ibu gagal?”

Bunda Teresa menjawab, “Anakku, aku tidak dipanggil untuk berhasil, tetapi aku dipanggil untuk setia.”

Sebagai murid Kristus, panggilan kita adalah melayani. Melayani membutuhkan motivasi yang baik agar pelayanan tidak membuat diri menjadi sombong saat berhasil, dan putus asa saat pelayanan tampak sia-sia. Motivasi yang paling baik dalam pelayanan adalah sukacita dan kerendahan hati. Dengan kerendahan hati, kita akan merasa kebahagiaan sebagai buah dari pelayanan.

Alasan kita berbahagia bukan karena kita bisa berhasil atau mendapatkan penghormatan, tetapi karena kita diperkenankan untuk ambil bagian dalam karya keselamatan Allah. Kerendahan hati membuat kita melayani dengan penuh sukacita, penuh ketulusan, tanpa pamrih dan hanya demi kemuliaan Allah.

Sering terjadi pelayanan digerakkan oleh motivasi demi mendapat penghargaan dan penghormatan. Kita belum menjadi murid Kristus, jika motivasi dalam bertindak hanya mengejar kemegahan diri. Murid Yesus yang sejati itu rendah hati dan penuh dengan sukacita. (BAR).

Doa : Allah Bapa Yang Mahakasih, kebaikan-kabaikan-Mu senantiasa ingin kuwartakan. Ajarilah aku menjadi pewarta kabar gembira Injil-Mu dengan rendah hati, gembira dan tulus agar nama-Mu semakin dimuliakan.

Sumber: Memetik Keheningan, renungan harian kerasulan doa, Juli-Desember 2017. Penerbit: Boekoe Tjap Petroek

(ab)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini