Media Siswa Mengembangkan Diri

204
Perencanaan: Rapat Redaksi Kabell untuk merencanakan terbitan.
[NN/Dok.Kabell]

HIDUPKATOLIK.com – Siswa SMP ini mampu menerbitkan buletin dwibulanan. Mereka bersama berproses sebagai “jurnalis” dengan bimbingan pendamping. Sekolah memberi ruang bagi siswa untuk mengembangkan diri.

Pada Tahun Ajaran 2009/2010, Ignatius Ari Priyambodo mulai mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP St Bellarminus Menteng, Jakarta Pusat. Kurang lebih empat tahun kemudian, ia berpulang ke pangkuan Bapa di surga karena sakit. Kurang lebih setahun sebelum ia wafat, pada 2013, ia melontarkan gagasan program pengembangan kepribadian siswa dengan metode menulis. Ia menggandeng beberapa guru. Melalui serangkaian diskusi dan pertemuan, mereka sepakat membentuk wadah dengan nama Kreativitas Bellarminus (Kabell).

Pada 2014, pengurus Kabell yang terdiri dari beberapa guru kemudian mulai merekrut siswa yang memiliki bakat pada bidang jurnalistik. Mereka lantas mendapatkan pelatihan dan dilibatkan dalam awak awak redaksi. Hasilnya? Mereka secara rutin menerbitkan buletin dwibulanan.

Media Keluarga
Dalam perkembangan, Kabell yang semula akronim dari Kreativitas Bellarminus berubah menjadi Keluarga Bellarminus. Perubahan ini dimaksudkan untuk menunjukkan dimensi persaudaraan dan kekeluargaan yang perlu diwujudkan. Meskipun berubah nama, mereka tetap berpegang pada semangat awal, yakni pengembangan bakat dan talenta peserta didik.

Pendamping Kabell, Ponco Margo Utomo, mengisahkan bahwa sejak semula Kabell memang mempunyai tujuan ganda: sebagai wadah untuk menampung dan mengembangkan bakat serta minat anak dalam bidang menulis, menggambar, fotografi dan sebagainya; juga menjadi media informasi berbagai kegiatan Sekolah St Bellarminus. “Melalui Kabell, para pembaca bisa mengenal ciri khas dan karakter sekolah kami,” ungkapnya.

Ponco melibatkan diri sejak awal, bersama beberapa guru pendamping. Sampai sekarang, ia tetap aktif menjaring siswa yang mempunyai minat di bidang jurnalistik. Bakat dan kemampuan siswa, pastinya tidak sama. Siapapun akan diterima, asalkan bersedia belajar bersama.

Untuk mengembangkan kemampuan jurnalistik, pendamping memberikan bimbingan seminggu sekali, usai jam pelajaran sekolah. Bahkan, para siswa diajak juga untuk berkunjung ke kantor media. Salah satunya adalah Redaksi Mingguan HIDUP. Mereka berbincang dengan wartawan mengenai cara menulis berita, mengedit tulisan dan sebagainya. “Kunjungan itu dapat mendorong anggota Kabell untuk terus mengasah dan mengembangkan talenta yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka,” ungkap Ponco.

Setelah mendapatkan pelatihan, anggota Kabell dapat mengisi sejumlah rubrik di buletin. Rubrik tersebut antara lain: Sajian Utama, Sosok Inspirasi, dan Pojok Seni. Untuk mengisi rubrik, para anggota komunitas berbagi tugas sesuai potensi masing-masing. Ada yang bertugas sebagai reporter, fotografer, dan editor. Dalam proses, mereka juga mengutamakan semangat kerja sama dalam perencanaan, pengerjaan hingga penerbitan.

Untuk mengecek persiapan dan memperlancar penerbitan pada setiap edisi, setiap Kamis, mereka menggelar rapat redaksi. Rata-rata, buletin Kabell terbit 12 halaman dan dicetak sebanyak 500 eksemplar. Buletin ini dibagikan ke komunitas sekolah St Bellarminus, orangtua siswa dan alumni. Kabell juga pernah membagikan buletin secara gratis kepada umat di Paroki St Theresia Menteng, St Ignatius Jalan Malang dan Kristus Raja Pejompongan. Agar penerbitan selanjutnya lebih baik, mereka pun berkumpul untuk mengadakan evaluasi.

Mengenal Potensi
Pemimipin Redaksi Kabell Antonius Sutanto mengisahkan, para peserta didik dapat mengembangkan diri, mengenal potensi diri, juga membangun kesadaran lewat proses menulis. Dengan menulis itu pula, menurut Tanto, manusia tidak membiarkan segala peristiwa berlalu begitu saja. “Suatu saat kita bisa membaca kembali tulisan kita, merefleksikan dan memberi makna,” katanya.

Guru Bahasa Indonesia ini juga mengungkapkan, melalui Kabell, mereka dapat belajar dan mengembangkan diri secara seimbang. “Untuk menjadi pribadi yang mandiri dan matang, anak-anak tidak boleh hanya belajar hal-hal yang bersifat akademik. Talenta perlu diasah dan dikembangkan secara maksimal,” katanya.

Tanto berharap, Kabell dapat terus memberi ruang bagi para siswa Sekolah St Bellarminus untuk berdiskusi, bekerja sama, membangun komunikasi, persaudaraan dan mempelajari hal-hal baru. “Semoga apa yang mereka dapatkan menjadi pegangan untuk masa depan mereka,” harapnya.

Membagi Waktu
Menerbitkan buletin secara rutin bukan perkara gampang. Para awak Kabell harus pandai-pandai membagi waktu, mengingat banyaknya tugas sekolah yang juga harus mereka selesaikan. Mereka bertahan karena merasakan diri berkembang sejak ikut dalam kegiatan jurnalistik ini. Putri mengungkapkan, “Sejak SD aku gak suka baca, gak suka nulis, tapi di sini aku belajar banyak hal. Aku senang banget bisa ketemu sama teman lain yang punya hobi yang sama.” kisahnya.

Sebagai reporter, Putri menyadari tanggung jawab untuk berkontribusi menerbit kan buletin ini. Tetapi, di sisi lain, siswa Kelas VIII ini sadar tidak boleh melupa kan tugas utamannya: belajar. Sementara, Novi – juga reporter – merasa bangga dapat berkontribusi bagi sekolah. Ia mengungkapkan pengalaman mewawancara narasumber, “Kadang-kadang narasumber gak ngomong banyak. Jadi harus pandai menggali informasi.”

Lain lagi dengan Rochelle, sebagai fotografer. Ia mengungkapkan, dirinya selalu tertantang untuk menghasilkan foto yang baik. Siswa Kelas VII ini mengatakan, “Gak mudah dapat foto yang bagus dan berkualitas.”

Saat ini, anggota Kabell berjumlah 16 orang, terdiri dari siswa kelas VII dan kelas VIII. Tanto menargetkan, Kabell tidak hanya menjadi media komunikasi sekolah St Bellarminus, tetapi juga dapat menjadi media komunikasi remaja yang menjangkau banyak kalangan.

Celtus Jabun

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini