Membangun Katolik Dengan Sekali Klik

1556
Bernardus Agus Cahyono.
[NN/Dok.Pribadi]

HIDUPKATOLIK.com – Mula-mula, ia tak menyukai ilmu teknik informatika. Namun kemudian, ia justru membangun aplikasi eKatolik. Aplikasi ini melayani kebutuhan umat yang semakin akrab dengan perkakas komunikasi canggih.

Belajar teknik informatika, bagi Bernardus Agus Cahyono adalah sebuah kecelakaan. Ia hanya bisa pasrah ketika orangtuanya mendaftarkan dirinya masuk jurusan Teknik Informatika di Institute Sains Terapan dan Teknologi Surabaya, Jawa Timur.

Jauh di lubuk hati, Bernard sebenarnya ingin menekuni ilmu teknik sipil. Tapi apa daya, bagai nasi yang telah menjadi bubur. Bernard pun harus menjalani itu semua. Seiring waktu, Bernard mulai nyaman dengan ilmu yang ia pelajari. Ia mulai jatuh cinta dengan ilmu teknik informatika.

Belajar mandiri
Selain bertekun kuliah, Bernard aktif dalam kegiatan kampus, terutama Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK). Kehidupan rohaninya juga kian berkembang. Ilmu teknologi informasi dan kehidupan rohani berkembang beriringan dalam hidup Bernard. Ia gemar membaca renungan, doa, dan Kitab Suci melalui perkakas komunikasi canggih atau gadget. Tapi, kebiasaan Bernard ini kadang terkendala, lantaran belum ada aplikasi kekatolikan yang lengkap. Ia penasaran.

Berbekal ilmu yang didapat, Bernard bertekad membuat aplikasi yang memudah kan umat Katolik menemukan beragam pengetahuan iman, renungan, doa, serta bacaan Kitab Suci dengan sekali klik. “Tapi saat itu, saya belum menemukan caranya,” ujar lajang yang aktif dalam Komunitas Muda-Mudi Karismatik- Heman Salvation Ministry Surabaya ini.

Ide membuat satu aplikasi kekatolikan lengkap tersendat. Setelah lulus kuliah pada 2008, Bernard sibuk sebagai pembuat dan pengembang website serta koordinator teknologi informasi di SMAK St Hendrikus Surabaya.

Empat tahun berselang, Bernard bertemu tim renungan Daily Fresh Juice, sebuah aplikasi renungan harian versi audio yang sesuai dengan kalender liturgi. Semangat Bernard mencipta aplikasi kekatolikan kembali berkobar. Bersama tim ini, Bernard ingin menyebarkan Kabar Gembira melalui sebuah aplikasi dalam gadget. Bernard lalu belajar membuat aplikasi Android. Ia belajar secara otodidak. “Kebetulan pada 2012, handphone  Android mulai marak, sehingga lebih mudah mendapatkan informasi seputar pemrograman Android, baik lewat internet maupun buku,” ujar pria yang belum genap 30 tahun ini.

Bonus Tuhan
Berbekal ilmu yang didapat secara mandiri, Bernard mulai membangun aplikasi Android sejak September 2013. Tepat pada 6 November 2013, ia meluncurkan aplikasi yang diberi nama eKatolik. Awalnya, eKatolik hanya memiliki fasilitas bacaan Kitab Suci. Apresiasi terhadap aplikasi ini belum banyak. Pengunduh aplikasi ini pun hanya berkisar puluhan saja.

Kesibukan kerja membuat Bernard tidak serius mengembangkan aplikasi yang telah diciptanya. Hampir satu tahun,  eKatolik tidak dia perhatikan. Hingga pada Oktober tahun lalu, seorang donatur menyumbang dana demi mengembangkan eKatolik. Bernard tidak melewatkan kesempatan ini. Ia kembali serius menekuni eKatolik. Ia menambah fasilitas-fasilitas baru dalam eKatolik. Alhasil eKatolik menjadi semakin lengkap dengan tambahan kalender liturgi, kumpulan doa, renungan harian, iklan rohani, serta jadwal perayaan Ekaristi di sejumlah paroki di Indonesia.

Bernard bekerja keras memperbaiki aplikasi berlogo burung merpati dan Kitab Suci ini sehingga dapat memenuhi kebutuhan umat Katolik. Usaha ini tentu bukan tanpa kendala, Bernard membutuhkan waktu sebulan penuh untuk mencari sumber untuk mengisi renungan harian. Sampai ketika ia menemukan buku renungan harian “Bahasa Kasih”. Setelah melakukan negosiasi dengan penerbitnya “Bahasa Kasih” akhirnya dapat dimasukkan untuk mengisi renungan harian di eKatolik.

Kendala lain juga dijumpai Bernard saat menambahkan fasilitas jadwal Misa. Ia mengulik seluruh informasi jadwal melalui internet. Ia ingin jadwal Misa ini memiliki cakupan wilayah yang luas. “Kalau bisa sih memuat jadwal Misa di seluruh paroki di Indonesia,” ujarnya.

Akhirnya, pada 31 Maret lalu, eKatolik versi terbaru ia luncurkan. Untuk menjaga konsistensi eKatolik, Bernard dibantu tiga rekannya, Stefan Kasih, Taufan, serta Christian Xun. “Saat ini, kami sedang fokus melengkapi fasilitas aplikasi ini, agar lebih nyaman dipakai dan lebih bermanfaat,” papar umat Paroki St Maria Tak Bercela Ngagel, Surabaya ini.

Aplikasi eKatolik versi terbaru ini, ternyata mendapat tanggapan positif, meskipun adapula yang memberikan kritik. Setelah sejumlah perbaikan jumlah pengguna eKatolik melonjak pesat. Jika versi pertama hanya diunduh tak lebih dari seratus orang, kini eKatolik telah diunduh sebanyak 50 ribu kali. Semua itu membuat Bernard kian terpicu mengembang aplikasi ini.

Keberhasilan membuat eKatolik menjadikan Bernard kebanjiran permintaan membuat aplikasi Android dari beberapa perusahaan di Jakarta dan Surabaya. Ketika disinggung tentang penghasilan dari membuat aplikasi android itu, ia enggan berkomentar. “Itu bonus dari Tuhan. Tuhan telah memberikan talenta kepada saya. Saya berusaha mengembangkan talenta itu untuk memuliakan-Nya.”

Bernardus Agus Cahyono
TTL : Blitar, Jawa Timur, 24 Oktober 1985

Pendidikan:
• SDK St Maria Blitar, Jawa Timur
• SMPN 1 Blitar, Jawa Timur
• SMAK St Albertus Malang, Jawa Timur
• Institute Sains Terapan dan Teknologi Surabaya, Jawa Timur

Pekerjaan:
• Koordinator IT di SMAK St Hendrikus Surabaya, Jawa Timur
• Pembuat dan Pengembang Website

Takas Tua

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini