HIDUPKATOLIK.com – Mengapa Injil Matius diletakkan pertama dalam Kitab Suci, padahal Injil Markus adalah yang tertua? Apa alasan penempatan pertama itu?
Theresia Maria Agusetyarini, Malang
Pertama, pendapat bahwa Injil Markus adalah Injil yang tertua merupakan pendapat para ahli Kitab Suci modern. Pendapat ini belum ada pada saat kitab-kitab Perjanjian Baru diurutkan. Demikian pula acuan yang digunakan untuk mengurutkan bukanlah usia penulisan dari kitab yang ada, tetapi popularitas dan familiaritas penggunaan oleh jemaat. Pada awal, Injil Markus dipandang sebagai ringkasan kisah Yesus, tetapi penyajian yang lebih jelas dan lebih lengkap ditemukan dalam Injil Matius.
Kedua, nampaknya komunitas-komunitas besar Kristiani, kemungkinan di Antiokia, mengenal terlebih dahulu dan sangat familiar dengan Injil Matius. Karena penyajiannya yang lebih jelas dan lebih lengkap, Injil Matius mempunyai pengaruh yang sangat besar pada jemaat awali, karena digunakan untuk berbagai kegiatan mendasar. Misalnya, sebagai sumber pengajaran iman (katekismus), ringkasan butir-butir kepercayaan (Kredo), dasar liturgi, antara lain penggunaan doa Bapa Kami, dll.
Injil Matius digunakan orang-orang beriman untuk mengenal dan menjadi pengikut Kristus. Riwayat hidup Yesus yang lengkap, mulai dari pengandungan melalui sengsara dan wafat, sampai pada penampakan-penampakan sesudah kebangkitan, bisa ditemukan dalam Injil Matius. Hampir seluruh penulis Kristiani pada abad kedua Masehi, merujuk lebih banyak ke Injil Matius daripada ke Injil-injil lainnya. St Ireneus, salah satu penulis yang besar, dalam karyanya “Melawan Bidaah”, mengutip Injil Matius jauh lebih banyak daripada ketiga Injil lainnya bersama-sama.
Ketiga, kelengkapan dan kejelasan isi Injil Matius menyebabkan Injil ini menjadi lebih disukai dan digunakan. Injil Matius memuat hampir seluruh kisah yang ada dalam Injil Markus. Bahkan Injil Matius memuat kisah yang tidak ditemukan dalam Injil Markus, yaitu kisah masa kecil Yesus, penampakan-penampakan Yesus yang bangkit. Dengan membaca Injil Matius, orang mendapatkan “kisah lengkap” tentang riwayat Yesus dan akhir hidup-Nya. Injil Matius juga memberikan pemecahan pada beberapa pertanyaan yang muncul dalam Injil Markus, misal Injil Matius memperjelas bahwa Yesus tidak dibaptis untuk pertobatan diri-Nya sendiri. Matius juga menjelaskan bagaimana kabar bohong itu bermula bahwa murid-murid Yesus sendirilah yang mencuri jenazah Yesus dari makam.
Contoh lain yang jelas, khotbah di bukit (Mat 5-7). Tulisan Injil Matius tentang hal ini bisa dijadikan ungkapan praktis tentang iman Kristiani dan kode etik yang ideal untuk orang-orang Kristiani. Untuk jemaat yang sederhana dan membutuhkan uraian yang lebih jelas dan mudah dimengerti, Injil Matius adalah Injil yang sangat ideal. Popularitas dan familiaritas inilah yang menyebabkan Injil Matius diletakkan pada urutan pertama.
Mengapa Maria dan Yusuf memberi nama bayi mereka Yesus? Apakah alasan mereka?
NN, Malang
Nama “Yesus” diberikan Allah melalui malaikat kepada Maria (Luk 1:31) dan kepada Yusuf dalam mimpi (Mat 1:21). Nama “Yesus” adalah bentuk Yunani dari nama Ibrani Yoshua, yang mempunyai kisah sangat panjang dalam budaya Yahudi. Nama Yesus dalam bahasa Ibrani berarti “Allah menolong” atau “Allah menyelamatkan.”
Arti kedua inilah yang ditekankan Injil Matius. Bayi itu diberi nama Yesus karena “Dia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.” Yesus akan menyelamatkan umat-Nya, berarti keselamatan yang dibawa Yesus itu ditujukan kepada komunitas. “Yesus” adalah nama yang banyak dipakai, umum, bahkan juga sampai hari ini. Ini menunjukkan kemanusiaan Yesus; bahwa Yesus yang adalah Allah juga sungguh-sungguh manusia dan sangat dekat dengan umat manusia.
Petrus Maria Handoko CM