Trauma Bully Sangat Mengganggu Mental. Bagaimanakah Bisa Terbebas Dari Jerat Itu?

273

HIDUPKATOLIK.com – Halo Pak Haryo, saya pernah menjadi korban risak (bully) saat kelas 1 SMA. Perisakan itu sangat mengganggu mental saya. Saya selalu berpikir negatif terhadap sesuatu, kurang percaya diri, lebih suka memendam emosi, marah kepada diri sendiri, jarang senyum, dan cenderung murung. Tak jarang, saya amat depresi dan tertekan bila mengingat kejadian di masa lalu. Saya berusaha mengalihkan dengan melakukan beragam aktivitas, tapi ingatan itu kerap muncul, ketika menjelang istirahat malam atau sendirian. Bagaimana saya keluar dari jeratan itu?

Antonius Marius, Jakarta

Mas Antonius, terima kasih mau berbagi cerita dengan kami. Sebelum menjawab masalah yang Mas alami, mari kita memahami secara sederhana perisakan itu. Perisakan merupakan tindakan atau tingkah laku agresif seperti mengganggu, menyakiti, melecehkan, bahkan mengancam, yang dilakukan secara sadar, sengaja, dan berulang oleh seseorang atau sekelompok orang sehingga menyebabkan gangguan psikis.

Ada beberapa jenis perisakan yaitu secara fisik (memukul, menendang, mendorong, merusak); Verbal (mengolok-olok nama panggilan, mengancam, menakut-nakuti korban); Sosial (menyebarkan gosip, rumor, mengucilkan korban dari lingkungan); Cyber (mempermalukan orang dengan menyebar gosip di jejaring sosial, mengancam atau mengunggah foto atau video yang mempermalukan korban).

Perisakan menimbulkan dampak bagi korban, misal menjadi cemas, takut, dan gangguan konsentrasi dalam beraktivitas, depresi, marah, bahkan bunuh diri atau membunuh orang yang merisaknya. Berdasarkan uraian ini, perisakan yang Anda alami dilakukan secara sadar dan sengaja oleh teman-teman Anda. Sayangnya, Anda tak menjelaskan bentuk dan sejarah perisakan yang Anda alami kala itu.

Menurut saya, mengatasi dampak perisakan tak cukup hanya menceritakan dampak singkat, tapi harus ditelusuri sejarah terjadi tindakan itu, pelaku, dan bentuk perisakan. Sehingga, perlu ada proses konseling dan bahkan bisa mengarah pada proses terapi. Oleh karena itu, kami mengharapkan Mas Antonius datang kepada psikolog atau konselor, dan menceritakan masalah itu.

Ada beberapa alternatif solusi agar dampak perisakan tak semakin menjerat Anda. Ini sifatnya sederhana dan sementara. Pertama, bertemanlah dengan orang yang berpikir positif dan bertindak baik. Sebab, mereka akan memberi pengaruh positif bagi mental Anda. Kedua, mintalah dukungan dari teman dan keluarga supaya Anda mampu mengatasi masalah yang di hadapi. Tentu, Anda harus bersedia untuk menceritakan gangguan yang Anda alami.

Ketiga, intropeksi diri dan meditasi secara rutin, ini bertujuan untuk lebih memahami kekuatan atau potensi positif yang ada pada diri Anda, karena keunggulan yang Anda miliki itu, bisa menjadikan diri Anda lebih kuat, bahkan berprestasi. Keempat, dekatkan diri Anda kepada Tuhan, dan memohon bantuan-Nya. Doa dan usaha bisa mengatasi kesulitan yang Anda alami. Selamat mencoba.

Haryo Guritno

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini