Renungan Jumat, 15 September 2017 : Maria Dolorosa

1247
[simpleofme.blogspot.com]

HIDUPKATOLIK.com – Pekan Biasa XXIII; Ibr 5:7-9; Mzm 31:2-6,15-16,20; Yoh 19:25-27

MUNGKIN kita pernah melihat lukisan St Perawan Maria dengan hati yang tertusuk (tujuh) pedang? Itulah lukisan yang menggambarkan Bunda Maria Berdukacita atau Maria Dolorosa yang pestanya kita rayakan pada hari ini. Jelas bahwa lukisan ini diinspirasikan oleh nubuat Simeon yang terdapat dalam Injil Lukas 2:25-35. Dalam tradisi populer, ada tujuh peristiwa yang berkaitan dengan pesta hari ini. Semuanya berasal dari Alkitab, termasuk nubuat Simeon serta bacaan yang kita dengarkan hari ini (Yoh 19: 25-27).

Maria dan beberapa perempuan lain berdiri di kaki salib dan menjadi saksi kematian-Nya. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Bunda Maria pada waktu itu. Putra yang ia lahirkan dan besarkan, kini tergantung sekarat di kayu salib. Karena di salib, Yesus menyerahkan ibu-Nya kepada murid yang di kasihi yang menjadi lambang Gereja, maka kesedihan Ibu Yesus juga menjadi kesedihan para murid Yesus. Tetapi tidak hanya itu. Kesedihan para murid Kristus, akhirnya juga menjadi kesedihan Maria, Bunda Gereja.

Lalu? Bunda Maria adalah ibu rohani kita. Yang menderita bersama kita, tetapi juga menjaga dan menghibur kita, juga manakala kita jatuh. Kuplet ketiga dari lagu nDherek Dewi Mariyah mungkin bisa jadi permenungan: Menggah saking apesnya ngantos kelu setan; mboten yen ta ngantosa klantur babar pisan; uge ripun nyenyuwun Ibu temtu tetulung; Sang De wi, Sang Dewi mangestonana.

Romo V. Indra Sanjaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini