HIDUPKATOLIK.com – Pekan Biasa XXIII; Kol 2:6-15; Mzm 145: 1-2,8-11; Luk 6: 12-19
BACAAN hari ini menggambarkan bagaimana Yesus menentukan para rasul-Nya. Yesus memanggil para murid-Nya, dan dari antara mereka Ia memilih 12 orang yang Ia sebut rasul (apostolos) (ay. 13). Untuk hal sepenting ini, Yesus dikatakan semalam-malaman berdoa kepada Allah (ay. 12).
Salah satunya adalah Yudas Iskariot, yang diberi catatan, “yang kemudian menjadi pengkhianat” (ay. 16). Terpilihnya Yudas ini mungkin bisa menimbulkan pertanyaan: mengapa Yudas terpilih? Apakah Yesus tidak tahu bahwa nantinya Yudas akan mengkhianati Dia? Dengan sederhana kita bisa memahami bahwa terpilih menjadi salah seorang satu murid Yesus ternyata bukan akhir dari perjalanannya. Dalam hidup konkret, orang mesti harus berkembang dan membina diri untuk menyelaraskan diri dengan tuntutan hidup Kristus. Di sini orang bisa gagal! Yudas termasuk murid yang gagal.
Lalu? Dengan menerima Sakramen Baptis, secara formal kita menjadi Kristen. Tetapi sakramen itu tidak secara drastis mengubah diri kita sehingga menjadi seroang murid Kristus yang sejati. Kita masih harus berziarah. Setelah sekian waktu menjadi Kristen, kita bisa bertanya: menjadi seperti apa kita ini? Berkembang atau tidak?
Romo V. Indra Sanjaya