HIDUPKATOLIK.com – Pekan Biasa XXIII; Kol 1:24-2:3; Mzm 62: 6-9; Luk 6: 6-11
SEBUAH tema dalam Injil, pertengkaran Yesus dengan musuh-musuhnya tentang hari Sabat dan pada hari Sabat. Tentang para musuh Yesus dikatakan dalam bacaan ini. “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka mendapat alasan untuk mempersalahkan Dia” (ay. 7). Yah, kalau orang sudah dipenuhi dengan kebencian, maka selalu ia akan mencari cara agar bisa mempersalahkan orang yang dibencinya. Kalau tidak ada alasan, ya dicari-cari. Alasan keagamaan merupakan alasan yang paling mudah ditemukan.
Mendengar komentar tokoh-tokoh politik akhir-akhir ini, tentang seseorang yang seolah-olah menjadi musuh bersama, meskipun hampir seluruh rakyat sebenarnya mendukung dia rasanya kita berhadapan dengan situasi yang dialami Yesus. Bagi seorang yang dibenci, tidak ada hal yang baik. Semua salah! Terus terang, saya tidak bisa membayangkan, bagaimana orang bisa begitu membenci sesamanya, sampai sedemikian rupa. Merupakan sesuatu yang mengerikan dalam hidup, mempunyai hati yang begitu penuh dengan kebencian.
Lalu? Yang pertama-tama rusak karena kebencian sebenarnya bukan orang lain, melainkan diri sendiri. Semoga kita tidak membiarkan kebencian merajalela dalam hati kita.
Romo V. Indra Sanjaya