Romo Simon Petrus Lili Tjahjadi : Tukang Ojek dari Jerman

2248
Romo Simon Petrus Lili Tjahjadi
[Dok. Pribadi]

HIDUPKATOLIK.com – ROMO Simon Petrus Lili Tjahjadi meluncurkan buku terbaru, Surviving The Dai Nippon. Buku ini juga sebagai tanda peringatan 25 tahun imamatnya. Imam Keuskupan Agung Jakarta ini menerima Sakramen Imamat, 18 Agustus 1992. Dalam meniti panggilan imamat, romo kelahiran Jakarta, 13 Juni 1963 mengaku pernah mengalami aneka tantangan. Namun semua tantangan itu bisa terlewati berkat dukungan dari banyak pihak, terutama dari umat yang turut menguatkan jalan panggilannya.

Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta ini memang tertarik di bidang sejarah dan riset. Terbukti sudah beberapa buku telah ia hasilkan. Ia juga gemar bermain musik dan olahraga.

Romo Simon Lili bercerita tentang pengalaman menariknya. Usai menyelesaikan studi di Hochscule fur Philosopie Jerman, ia ditugaskan berkarya di Paroki St Yakobus Kelapa Gading. Ia pun mulai berkenalan dengan orang-orang di sekitarnya, termasuk warga di sekitar gereja. Suatu ketika, saat sedang mengendarai sepeda motor, Romo Simon Lili diberhentikan oleh seorang ibu. Si ibu minta diantar ke supermarket. “Spontan saya bilang, ‘Maaf, Bu, saya sedang gak narik’. Pulang dari Jerman malah disangka tukang ojek,” ujar Romo Simon Lili.

Ia berharap, imam diosesan di Indonesia bisa semakin berkembang secara kualitatif maupun kuantitatif. “Sehingga mereka bisa memajukan kemandirian Keuskupan. Ini juga membantu imam-imam tarekat agar bisa berfokus dalam karisma tarekatnya, terlebih panggilan misi mereka,” tuturnya.

Marchella A. Vieba

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini