Gereja Peduli Migran dan Pengungsi

346
Paus Fransiskus usai makan siang bersama anak-anak pengungsi dari Suriah, Agustus 2016 silam.
[L’Osservatore Romano]

HIDUPKATOLIK.com – Paus Fransiskus menyerukan kerjasama semua negara dan komunitas umat manusia untuk menyambut dan melindungi kaum migran dan pengungsi.

PAUS Fransiskus telah merilis pesan untuk Hari Migran dan Pengungsi ke-104 yang jatuh pada 14 Januari tahun mendatang. Bapa Suci membuka pesan dengan mengutip Imamat 19:34; “Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah Tuhan, Allahmu.”

Setiap orang asing yang mengetuk pintu kita, lanjut Paus, adalah kesempatan untuk bertemu dengan Yesus Kristus, yang hadir dalam rupa orang asing yang disambut dan ditolak pada setiap zaman. “Tuhan mempercayakan setiap orang yang terpaksa meninggalkan tanah air mereka untuk mencari masa depan yang lebih baik kepada kasih keibuan Gereja,” tulis Paus dalam surat yang diluncurkan Kantor Berita Vatikan pekan lalu.

Ini adalah tanggung jawab besar, di mana Gereja ingin berbagi dengan semua umat beriman yang berkehendak baik, yang dipanggil untuk menanggapi banyak tantangan migrasi dewasa ini dengan kemurahan hati, ketepatan, kebijaksanaan, dan pandangan ke depan; sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Paus Fransiskus menyinggung masa-masa awal kepausannya, di mana ia berulang kali memberi perhatian khusus bagi para migran dan pengungsi yang diamuk situasi menyedihkan. Hal inilah yang mendorong dia, untuk membentuk dikasteri baru untuk mendukung pembangunan manusia secara menyeluruh.

Empat Kata
Pesan Paus berjudul “Menyambut, Melindungi, Mempromosikan, dan Mengintegrasikan Migran dan Pengungsi”. Keempat kata kerja dalam judul ini, tegas Paus, adalah artikulasi tanggapan Gereja pada migran dan pengungsi.

Mengingat situasi saat ini, “menyambut” berarti menawarkan pilihan yang lebih luas bagi migran dan pengungsi, untuk memasuki negara tujuan dengan aman dan legal. Hal ini menuntut komitmen konkret untuk meningkatkan dan menyederhanakan proses pemberian visa dan untuk menyatukan kembali keluarga. “Pada saat yang sama, saya berharap bahwa banyak negara akan mengadopsi program sponsor pribadi dan masyarakat, dan membuka koridor kemanusiaan untuk pengungsi yang sangat rentan.”

Kata kerja kedua, “melindungi” dapat dipahami sebagai serangkaian langkah untuk membela hak dan martabat para migran dan pengungsi, terlepas dari status hukum mereka. Perlindungan semacam itu dimulai di negara asal, yang mencakup informasi yang akurat dan terverifikasi sebelum keberangkatan, dan memberikan keamanan dari praktik ilegal. Paus berharap, di negara-negara tujuan, para migran mendapatkan tawaran kebebasan bergerak, kesempatan kerja, dan akses terhadap sarana komunikasi.

Kata “mempromosikan” mengacu pada banyak migran dan pengungsi memiliki kemampuan untuk bekerja. Paus mendorong upaya yang menjamin semua kemungkinan pekerjaan, pengajaran bahasa dan kewarganegaraan aktif bagi mereka. Sementara integrasi, bukanlah asimilasi; di mana migran melupakan identitas budaya mereka sendiri. Justru dalam interaksi yang terbuka, setiap orang dapat mengenal satu sama lain dengan lebih baik dan menjadi cerminan dari beragam wajah karunia Allah bagi umat manusia.

Edward Wirawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini