Rumah Retret, Jalan Menuju Allah

490
Mgr Yohanes Harun Yuwono melepaskan merpati.
[HIDUP/Sr. M. Fransiska FSGM]

HIDUPKATOLIK.comRumah Retret La Verna genap berusia 25 tahun. Perjalanan yang tidak singkat dan tidak mulus, tetapi dalam segala macam tantangan, Tuhan selalu mendampingi.

PADANG BULAN adalah sebuah desa berbukit dengan jarak tiga kilometer dari Kabupaten Pringsewu, Lampung. Di jalan raya antara Tanjungkarang dan Kota Agung, berdirilah Rumah Retret La Verna, sebuah rumah retret yang dikelola para Suster Fransiskan dari St Gregorius Martir (FSGM).

Tempat ini cukup strategis dan indah karena jauh dari kota. Alam yang masih asri pun mendukung suasana rumah retret ini. Panorama alam dari bukit kecil ini menjadi pemandangan indah bagi umat yang hadir mengikuti perayaan ulang tahun Rumah Retret La Verna ke-25, Selasa, 22/8.

Uskup Tanjungkarang Mgr Yohanes Harun Yuwono menjadi selebran utama dalam Misa syukur ini. Dalam khotbah, Mgr Harun mengungkapkan, peran Rumah Retret La Verna bagi kehidupan beriman umat. Menurutnya, ada banyak tempat untuk bisa bertemu Allah dalam keheningan, salah satunya Rumah Retret La Verna. Karena itu, Mgr Harun berharap, agar para pelayan rumah ini tetap melayani umat Katolik maupun non Katolik dengan rendah hati dan sederhana agar semakin banyak orang menemukan jalan menuju Allah. “Semoga tempat ini menjadi tanda kerendahan hati dan kesederhanaan. Juga semoga tempat ini membawa semua orang yang datang kepada Allah,” harap Mgr Harun.

Ketua Panitia Romo Andreas Maria Siswinarko SCJ mengatakan, sebuah rahmat bahwa Rumah Retret La Verna bisa menjadi sarana keselamatan bagi banyak orang. Tetapi semua itu tak lepas dari kerja keras dan dukungan banyak pihak. “Saya mengucapkan terima kasih kepada semua orang dengan caranya masing-masing mendukung Rumah Retret La Verna.”

Provinsial FSGM, Sr M. Aquina memaparkan keberadaan Rumah Retret La Verna. Rumah retret ini dibangun oleh arsitek Basuki Husodo dan Ichwar Azali. “Bangunan ini masih kokoh, terawat, dan bagus. Kami membangun bukan untuk satu tahun, tetapi untuk 50 tahun ke depan.” Kendati begitu, Sr Aquina mengakui, ada kesulitan mendapatkan air saat awal membangun tempat retret ini. Setelah melalui proses panjang, pada 20 Mei 1989 diadakan peletakan batu pertama. Setelah peletakan batu pertama, pada 1990, empat suster menempati komunitas Biara St Clara. Sejak itu, rumah retret ini mulai dikunjungi banyak umat.

Pada 12 Agustus 1992, Rumah Retret La Verna diberkati Uskup Tanjungkarang Mgr Andreas Henrisoesanta SCJ. “Perjalanan 25 tahun telah membentuk Rumah Retret La Verna menjadi semakin matang, dengan tim retret yang tangguh, karena senantiasa terus belajar dan berbenah diri. Mereka berproses dalam kerjasama, saling memahami, yang sungguh tidak mudah. Mereka terus membekali diri dengan mengolah materi agar tetap mampu melayani sesuai zaman yang terus berubah,” ungkap Sr Aquila.

Sr M. Fransiska FSGM (Tanjungkarang)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini