Ingin Menikahi Janda Protestan

2416

HIDUPKATOLIK.com – Dear Romo Erwin. Perkenalkan nama saya Daniel, status masih bujangan. Saat ini, saya menjalin hubungan dengan seorang janda beragama Kristen Protestan yang sebelumnya menikah dengan orang non-Kristiani. Mereka, awalnya menikah secara Kristen Protestan dan sudah dikaruniai satu anak.

Enam bulan setelah memiliki anak, suaminya memaksa untuk pindah keyakinan, mengikuti agama suaminya. Ia menolak, dan pada Desember 2014, secara hukum mereka sudah sah bercerai.

Pertanyaan saya, jika saya ingin menikah secara Katolik dengan pacar saya itu apakah diperbolehkan? Jujur, saya sungguh mencintainya dan benar-benar ingin menikahinya, tapi dalam sakramen perkawinan Katolik. Atas jawaban Romo, diucapkan banyak terima kasih.

Daniel, Jakarta

Daniel yang sedang bingung, hubungan Anda dengan seorang janda Protestan adalah calon suatu hubungan yang kelak jika disahkan, akan menjadi suatu hubungan pernikahan campur beda Gereja. Akan tetapi masalah pernikahanmu bukan hanya soal nanti, melainkan soal yang sudah terjadi, karena pasanganmu adalah seseorang yang pernah menikah.

Pernikahan calon pasanganmu adalah pernikahan sah. Kita tidak tahu apakah dia dahulu menikah dengan proses perpindahan agama dulu atau menikah campur beda agama. Pernikahan campur beda agama membuat pernikahannya di Gereja Protestan diputuskan atau dianggap tidak sah oleh Gereja Katolik, karena ia menikah dalam iman yang berbeda.

Jika pernikahan itu dianggap tidak sah oleh Gereja Katolik, maka Anda dapat menikah dengan janda itu, karena pernikahannya yang pertama dianggap tidak ada. Ingatlah bahwa anggapan ini adalah menurut Gereja Katolik, bukan menurut anggapan umum. Anda tidak dapat mengatakan bahwa pernikahannya dulu tidak sah, karena publik tahu bahwa pernikahannya dulu adalah sah. Artinya, secara sipil pernikahannya pernah ada dan sah.

Kesempatan Anda untuk menikah adalah karena hukum, tetapi tidak berarti bahwa Anda dapat melepaskan diri dari kemungkinan masalah dalam perkawinan Anda dari pernikahan yang berbeda iman ini. Saya mengatakan perbedaan iman dan memanglah demikian. Menikah dengan Gereja Protestan berarti menikah beda Gereja (mixta religio).

Pernikahan beda Gereja adalah pernikahan berisiko iman, hampir sama dengan pernikahan beda Agama (dengan Islam, Buddha, Kong Hu Chu, dll.), karena iman yang dianut mempunyai keyakinan berbeda. Sama percaya Tuhan Yesus tidak berarti sama iman, karena cara menjalani iman berbeda. Selalu akan ada perbedaan paham dan perlu toleransi antara kedua pihak.

Barangkali jika Anda hanya bertanya apakah boleh atau tidak, saya dapat menjawab secara hukum mungkin diizinkan karena pertimbangan di atas. Akan tetapi, pertimbangan Anda haruslah dilengkapi dengan kemungkinan lain yang sangat mungkin terjadi dalam pernikahan ini. Anda perlu mengetahui dengan jelas apa penyebab perceraian dari calon Anda. Jangan hanya mendengar cerita, tetapi buktikan dengan banyak cara. Kita tidak hanya harus menyelidiki, tetapi perlu menemukan kebenaran dari orang yang akan hidup bersama Anda selamanya.

Jika Anda berniat menikah dengan baik, maka Anda perlu berpacaran dalam jangka waktu yang cukup, sekurang kurangnya sampai mengenal sedalam-dalamnya pribadi pasangan Anda. Hal ini penting untuk mengurangi risiko perpisahan karena ketidakcocokan atau karena pernikahan yang tergesa-gesa. Alasan menikah harus karena cinta, bukan karena dikejar usia atau alasan lain.

Pernikahan Anda nanti akan menjadi pernikahan Sakramen, karena pasangan Anda seorang Protestan yang dibaptis. Baptisan Anda berdua membuat pernikahan diangkat ke martabat Sakramen. Ini berarti memikul tanggung jawab yang tidak ringan. Anda akan berjuang membangun sebuah keluarga yang baru, dengan satu anak tiri, dan menunjukkan bahwa Anda dapat hidup dengan damai dan rukun bersama mereka.

Pernikahan mempunyai tujuan utama kesejahteraan kedua pihak yang menikah, Anda dan pasangan Anda. Faktor lain dapat menunjang atau menghambat. Libatkan Tuhan, dalam doa dan pengharapan baik, memohon tuntunan-Nya, serta membiarkan orang-orang dekat, yaitu keluarga, menyampaikan inspirasi mereka juga. Tuhan memberkati.

Alexander Erwin Santoso MSF

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini