HIDUPKATOLIK.com – ORANG muda zaman ini adalah generasi milenial. Mereka menghadapi aneka persoalan dan tantangan dalam menghayati iman Katolik. Kemajuan teknologi menumbuhkan konsumerisme, ketagihan-ketagihan, dan hilangnya jati diri nilai-nilai budaya Asia. Fenomena ini menjadi sorotan Mgr Joel Z Baylon DD saat menyampaikan materi dalam Asian Youth Day 2017 (AYD7) di Jogja Expo Centre, Yogyakarta, 5/8.
Sebagai salah satu anggota Komisi Kerasulan Awam Federation Asia Bishops Conferences, Mgr Joel menilai bahwa Gereja harus mengerti “bahasa” orang muda. Gereja harus masuk lebih dalam ke kehidupan mereka. Uskup Legazpi, Filipina ini mengungkapkan, dialog antaragama dan antarsesama juga penting untuk dilakukan orang muda. Mengutip Paus Fransiskus, Mgr Joel menambahkan, “Orang muda harus hidup inklusif, bukan eksklusif.”
Mgr Joel menilai, sangat penting bagi orang muda untuk tetap tinggal dalam iman. “Beriman mestinya juga respect pada spiritual, tidak saja dalam kehidupan beragama yang biasa,” ungkap Uskup kelahiran Milaor, Camarines Sur, 29 Januari 1954.
Orang muda juga “hidup” di dalam dunia maya. Mgr Joel melanjutkan, di dunia ini ditawarkan berbagai macam hal yang tidak semua baik. Berhadapan dengan realitas ini, orang muda harus menjadi “Online Missionaries of God”. “Menempatkan diri sebagai misionaris untuk mewartakan Injil di internet. Menciptakan kesempatan untuk menjadi pewarta dalam dunia maya,” kata Uskup yang ditahbiskan pada 25 Maret 1998 di St Gregory the Great Cathedral ini.
Antonius E. Sugiyanto