Misa Ulang Tahun Tahbisan Episkopal Mgr Suharyo ke-20

527
Mgr Suharyo sedang bersiap memberikan berkat pengutusan dalam Misa Peringatan 20 Tahun Episkopal Mgr Suharyo. (HIDUP/A. Nendro Saputro)

HIDUPKATOLIK.com – KETIKA akan ditahbiskan sebagai Uskup Agung Semarang pada 22 Agustus 1997, Mgr Ignatius Suharyo pernah merasakan rasa cemas karena dalam waktu tidak lama lagi ia akan menjadi pemimpin gereja Keuskupan Agung Semarang. Untuk mengatasi rasa cemas itu, ia kemudian banyak membaca dan menemukan sebuah tulisan karya salah seorang Kardinal di London yang dapat membuat teguh hatinya. Dalam buku itu, Kardinal tersebut mengatakan bahwa menjadi uskup itu mudah. Modalnya hanya tiga kata, “Baik, Terima kasih, dan Lanjutkan”. Itulah cerita pembuka, khotbah Mgr Suharyo dalam Misa Peringatan 20 tahun tahbisan episkopal dirinya di Gereja Katedral St Maria Diangkat ke Surga, Jakarta, Selasa, 22/8.

Misa yang berlangsung khidmat tersebut dipimpin oleh Mgr Suharyo sendiri didampingi Vikjen Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Romo Samuel Pangestu, Pastor Paroki Katedral Jakarta Romo Hani Rudi Hartoko SJ dan tujuh uskup yaitu: Uskup Agung Samarinda Mgr Y. Harjosusanto MSF, Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Sanggau Mgr G. Mencuccini CP, Uskup Jayapura Mgr Leo Laba Ladjar OFM, Uskup Agung Makassar Mgr John Liku Ada’, Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus, dan Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunyamin OSC.

Hadir pula dalam Misa ini para pastor yang berkarya di KAJ, juga dari luar KAJ, para pastor yang bertugas di Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), para biarawan-biarawati, dan sekitar seribu tamu undangan dan umat yang memenuhi Gereja Katedral St Maria Diangkat ke Surga, Jakarta sore itu.

Dalam khotbahnya, Mgr Suharyo kemudian menjelaskan bahwa seiring perjalanan waktu kata-kata “Baik, Terima kasih, dan Lanjutkan” kemudian ia renungkan hingga menemukan kematangan iman di dalamnya. Pada kata “Baik”, ia menemukan makna kebaikan dari rekan-rekan kerja yang merupakan karya kebaikan dari Tuhan. Dalam kata “Terima kasih”, ia melihat ungkapan syukur dan harapan untuk membangun kerja sama dengan siapapun, juga mengandung sikap ketergantungan kepada Tuhan dan orang lain dalam tugas perutusan. Dan dalam kata “Lanjutkan” ia melihat makna ajakan kepada semua pihak untuk bersama-sama memikul tanggung jawab dalam karya pelayanan dari Tuhan.

Di pengujung Misa, Mgr Suharyo juga diminta meresmikan buku “Pedoman Hidup dan Karya Imam di Keuskupan Agung Jakarta” yang telah selesai disusun. Seusai Misa, peringatan dimeriahkan dengan ramah tamah dengan hiburan musik, talk show dipandu oleh Romo Yustinus Ardianto, pemotongan tumpeng, dan acara tiup lilin oleh Mgr Suharyo.

A. Nendro Saputro

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini