HIDUPKATOLIK.com – PERAYAAN Misa kenegaraan adalah sebuah sinode atau upaya berjalan bersama untuk menempuh satu tujuan. Lewat Misa kenegaraan, dengan berlandaskan iman yang teguh, umat diharapkan bisa bekerjasama dengan pemerintah dalam pembangunan bangsa dan negara untuk mencapai tujuan kemakmuran dan kesejahteraan seperti tertuang dalam UUD 1945. Demikian penegasan Uskup Emeritus Keuskupan Bogor Mgr Cosmas Michael Angkur OFM pada khotbah Misa Kenegaraan HUT Kemerdekaan RI ke-72 di Gereja Paroki Bunda Segala Bangsa, Wae Kesambi, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa, 15/8.
“Perayaan hari ini adalah bentuk syukur kita pada karunia kemerdekaan yang dikaruniakan Tuhan pada bangsa dan negara Indonesia. Kita harus berjalan bersama dengan iman sebagai dasar dan landasan kita dalam bernegara. Melalui iman, kita bisa membedakan apa yang bisa dan yang tidak bisa kita lakukan pada bangsa dan negara lewat status dan peran kita masing-masing,” kata Uskup kelahiran 4 Januari 1937, asal Lewur, Kuwus, Manggarai Barat ini seperti diberitakan kemenag.go.id, (16/8).
Dalam pengantarnya, Mgr Angkur mengajak umat untuk mensyukuri rahmat kemerdekaan yang sudah berusia 72 tahun sekaligus memohon ampun untuk semua dosa dan salah yang telah dilakukan baik sebagai pemimpin maupun sebagai rakyat.
Misa dimulai tepat pukul 8.00 pagi dan dihadiri oleh Pejabat Pemerintah Manggarai Barat (Mabar) setempat seperti Bupati, para Asisten, Kepala Dinas/Badan/Kantor, Kepala Kantor Kemenag Mabar Yohanes Daketi Ase bersama pimpinan instansi vertikal, tokoh masyarakat, Aparatur Sipil Negara, para guru dan siswa seluruh kota Labuan Bajo.
Dalam kesempatan itu, Mgr Angkur berharap agar umat Katolik di Manggarai Barat, NTT dapat mengutamakan sikap refleksi untuk menyadari keberadaan seseorang sebagai pribadi. Dalam refleksi tersebut, umat Katolik yang tinggal di Indonesia termasuk di Manggarai Barat bisa menjadi warga negara yang baik serta bisa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Sikap refleksi ini, menurut Mgr Angkur penting dilakukan, karena pada saat ini banyak pelaku politik dan penyelenggara negara yang bersikap pragmatis, bekerja atau mengelola negara dan pemerintahan untuk keuntungan pribadi atau partai politiknya. Apabila permasalahan ini berlarut-larut, bisa membuat fondasi kebangsaan menjadi rapuh.
Empat pilar kebangsaan yang di susun secara susah payah oleh para founding father, lanjut Mgr Angkur telah digeser di atas pasir sehingga mulai tampak retak di sana-sini dengan banyak kekacauan dan perselisihan antaranak bangsa yang hanya diakibatkan oleh persoalan sepele. Untuk mengatasi hal itu, Mgr Angkur mengajak segenap anak bangsa untuk menghentikan perselisihan dan mulai bergerak membangun bangsa. “Oleh karena itu, marilah kita berjalan bersama untuk membangun bangsa ini,” ajak Mgr Angkur.
Pada Misa ini Mgr Angkur memimpin sebagai konselebran utama didampingi Pastor Paroki Wae Kesambi Romo Ardy Obot, Praeses SMAK Seminari Yohanes Paulus II Romo Lorens Sopang, Kepala Sekolah SMAK Seminari St Yohanes Paulus II Romo Didi Mbembo, Kepala SMAK St Ignatius Loyola Pater Yeremias Bero SVD, dan beberapa imam dari ordo lain di Labuan Bajo.
Misa peringatan HUT RI ke-72 juga dimeriahkan oleh tarian Sanda dari group kesenian, paduan suara siswa/siswi SMAK Seminari St Yohanes Paulus II Labuan Bajo serta tarian persembahan yang dibawakan oleh perwakilan para siswi sekolah-sekolah di Labuan Bajo.
A. Nendro Saputro