Indahnya Kerukunan: KISAH 2 Keluarga Muslim dipercaya memegang Situs Gereja Makam Yesus di Yerusalem

3015

Adeeb Joudeh, Seorang Muslim, Pemegang Kunci Gereja

HIDUPKATOLIK.COM – Kunci makam Yesus ternyata dipercayakan kepada keluarga muslim selama berabad – abad, ini lebih dari sekedar tradisi, melainkan sebuah esensi dari Yerusalem. Ini adalah salah satu yang membuat Yerusalem menjadi sebuah kota tua yang penuh dengan sejarah budaya agama-agama Abrahamik yang begitu istimewa.

Adeeb Joudeh
Adeeb Joudeh

Kunci dengan panjang 12 inchi dan pegangan logam segitiga ini  telah dipegang keluarga Adeeb Joudeh selama beberapa generasi. Di rumahnya Joudeh tersimpan lengkap gambar kakek dan leluhurnya yang pernah diberi tanggung jawab menyimpan kunci ini.  “Ini adalah warisan keluarga,” kata Joudeh, tersenyum saat ia berbicara. “Ini adalah milik keluarga, dan ini merupakan kehormatan tidak hanya bagi keluarga kami. Ini merupakan kehormatan bagi semua umat Islam di dunia.”

Tugas ini jatuh ke nenek moyang Joudeh sebagai cara mempertahankan Wali Netral (Netralitas Pengelolaan) dari Gereja Makam Suci, karena Gereja ini dimiliki beberapa denominasi Kristen, termasuk Armenia Ortodoks, Ortodoks Yunani, Katolik Roma (Ordo Fransiskan ditugasi sebagai Guardian Tanah Suci), dan banyak lagi. Joudeh belajar kewajiban dan tanggung jawab dari menjaga kunci dari ayahnya, dan ia pun akan meneruskan amanat ini ke anaknya.

The Holy Sepulchre Church, Via Dolorosa
The Holy Sepulchre Church dikenal juga sebagai situs Golgota dan diyakini sebagai tempat terakhir jalur Via Dolorosa alias jalan penderitaan. Kunci dari situs suci itu ternyata dijaga oleh dua keluarga Muslim selama ratusan tahun (CNN)

“Apa yang kami wariskan ke generasi berikutnya tidak hanya kunci, tetapi juga cara Anda menghormati agama-agama lain.” Perjanjian tua ini telah terjalin antara nenek moyang Muslim Joudeh dan orang-orang Kristen dahulu kala. “Perjanjian ini telah membantu membangun kerjasama dan perdamaian selama beradab-abad lamanya di antara agama-agama”, tegas Joudeh.

“Bagi saya, sumber koeksistensi adanya Perdamaian dan Kerukunan untuk agama Islam dan Kristen adalah Gereja Makam Suci, dan saat itu,” Joudeh lalu berkisah; “Umar bin Khattab mengambil kunci Yerusalem dari Patriarch Sophronius dan kemudian memberikan jaminan keamanan, keselamatan, dan perdamaian kepada semua orang Kristen di wilayah tersebut. Kami hidup berdampingan dengan damai dan penuh kasih.”

Orang-orang Kristen Ortodoks Armenia berdoa pada hari Kamis Putih di dalam Gereja Makam Suci, menghadap ke makam Yesus Kristus (CNN)

Itulah kisah sejarah  tua sekitar 1.400 tahun yang lalu, ketika Umar ibn Khattab, seorang Muslim, membuat kesepakatan dengan Patriarch Sophronius, seorang Kristen. Perjanjian itu memberikan orang-orang Kristen kebebasan dan keamanan untuk ibadah di Yerusalem. Bagi Joudeh, sejarah ini masih hidup hari ini dan akan terus hidup. Dan itu adalah kewajibannya dan keluarganya untuk mempertahankan tradisi itu sampai saat ini dan seterusnya.

Wajeeh Nuseibeh, Seorang Muslim, juga menjadi Pembuka Pintu Gereja

Dalam mengemban tugas suci ini keluarga Joudeh tidak sendiri. Meskipun ia bertugas melindungi dan memegang kunci, ada juga keluarga Muslim lain yang bertugas membuka pintu dan membiarkan umat beriman untuk memasuki Gereja. Tanggung jawab itu sekarang dipegang oleh Keluarga Wajeeh Nuseibeh, juga keluarga Muslim.

Keluarga Joudeh dipercaya sebagai pemegang kunci. Sedangkan keluarga Nuseibeh menjadi pembuka dan penutup pintu gereja saat pagi dan malam hari. Selama ratusan tahun hingga kini, kedua keluarga muslim itu menjaga Gereja Makam Yesus untuk umat Nasrani (CNN)

Ketika Nuseibeh tiba di Gereja pagi hari, ia mengambil kunci dari Joudeh, dan memanjat tangga kayu kecil untuk membuka kunci atas. Lalu ia melangkah dari tangga untuk membuka kunci yang lebih rendah. Ia mengayunkan pintu Gereja agar terbuka, dan Gereja ini terbuka untuk pengunjung. Seluruh proses diulang setiap malam, ketika Gereja terkunci.

Adeeb meyakini kalau keberadaan Gereja Makam Yesus menjadi lambang keharmonisan antara umat Islam dan Nasrani. Persis sama dengan apa yang dilakukan oleh Umar Bin Khattab yang mengambil kunci makam dari keturunan Sophronius dan membuat perjanjian untuk menjamin keamanan bagi umat Nasrani di daerah itu (CNN)

Kedua keluarga Muslim telah berbagi tanggung jawab ini selama berabad-abad, melindungi tempat suci dan menjaganya untuk umat Kristen. Ini adalah model Koeksistensi Hidup Bersama penuh kerukunan dan perdamaian antar agama di kota Yerusalem yang penuh dengan ketegangan dan pertentangan politik.

Semoga bisa menjadi contoh teladan kerukunan antar agama di Indonesia, yang masyarakatnya sangat majemuk ini. Amin. (CNN)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini