HIDUPKATOLIK.com – Peristiwa Hari Bakti TNI AU merupakan karya agung Tuhan. Dia berkarya lewat perintis.
ADA berbagai acara memperingati Hari Bakti ke-70 TNI Angkatan Udara pada Sabtu, 29/7. Di bandara El-Tari Kupang, TNI-AU menggelar upacara dengan latar tiga pesawat tempur dan sebuah helikopter tempur. Di Lanud Adisutjipto Yogyakarta, TNI-AU menggelar napak tilas operasi perdana militer udara Indonesia pada 1947. Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, memimpin langsung napak tilas itu.
Sementara di Jakarta, sehari sebelum mengenang peristiwa itu, Uskup Militer Indonesia Mgr Ignatius Suharyo menjadi selebran utama Misa Hari Bakti TNI AU di Gereja Stasi St Agustinus Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Pada prosesi pembukaan, beberapa personel TNI-AU membawa bingkai foto para perintis TNI-AU, antara lain Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara Adi Soemarmo Wirjokusumo. Mereka gugur karena pesawat Dakota VT-CLA yang ditumpangi, ditembak jatuh oleh Belanda. Pesawat itu membawa obat-obatan dari Palang Merah Malaysia. Para personel dari tiga matra TNI dan sejumlah umat di wilayah Keuskupan Militer Indonesia ambil bagian dalam Misa itu.
Mgr Suharyo mengingatkan, bangsa dan negara ini beserta sejarahnya, antara lain yang dibangun pada peristiwa 70 tahun silam, merupakan bagian dari karya agung Tuhan. Artinya, Tuhan berkarya melalui para pahlawan, melalui perintis TNI AU. “Pesannya, secara konseptual, kita semua, khususnya TNI-AU mempunyai tanggung jawab sejarah untuk menjaga agar karya agung Tuhan ini dapat terus berlangsung.”
Uskup Militer Indonesia itu menyebut, Paulus sebagai teladan dalam mengemban misi itu. Paulus, katanya, memiliki keyakinan iman; apa pun tak dapat memisahkan ia dari kasih Kristus. “Kalau diterjemahkan dalam bahasa sehari-hari dan kontekstual, tidak akan ada yang dapat menghentikan keikutsertaan kita membela NKRI yang adalah wujud dari karya agung Allah.”
Mgr Suharyo meyakini, para pahlawan memiliki keyakinan serupa yang membuat mereka berani menerjang segala macam bahaya demi nusa dan bangsa. “Mari saling mendoakan, agar semangat perjuangan, kepahlawanan dan patriotisme tidak hanya didukung oleh semboyan yang bagus tetapi juga oleh perjumpaan dengan Kristus yang menjadi sumber kekuatan.”
Usai Misa, panitia mengadakan acara ramah tamah. Ketua Panitia, Kolonel Kal. Sebastianus Danang memberikan kenang-kenangan kepada Kepala Paroki St Antonius Padua Bidaracina, Romo Yohanes Samiran SCJ, untuk pelayanannya di Stasi Halim selama sekitar lima tahun. Stasi Halim masuk dalam wilayah pastoral Paroki Bidaracina. Kepala Stasi Halim, Romo B. Hari Susanto mengucapkan terima kasih kepada Romo Samiran, karena telah memberikan kesempatan kepada Stasi Halim menjadi komunitas Angkatan Udarayang mandiri.
Edward Wirawan
Laporan: Mayor Kes. Hadrianita Indah