Pertemuan Tokoh-tokoh Agama: Membangun Masyarakat yang terbuka

225

HIDUPKATOLIK.com – DEWASA ini orang mendevinisikan dirinya berdasarkan apa yang dibencinya. Hal ini sangat jelas didalam media sosial ketika di sana setiap orang dengan gamblang menyatakan kebenciannya pada orang atau sesuatu tertentu. Hal ini disampaikan oleh Savic Ali saat berbicara dalam sesi dialog dalam pertemuan tokoh-tokoh agama Katolik dan agama lain di Yogyakarta, 3/8.

Dalam dialog yang didakan di sela Asian Youth Day 2017 ini, Savic menyayangkan bahwa media sosial justru banyak digunakan untuk menyatakan kebencian. “Di media sosial yang terekspresikan dari seseorang adalah apa yang dia benci, ketimbang apa yang dia suka.”

Savic juga mengungkapkan, dari sebuah penelitian didapatkan bahwa ada sekitar 7,7 persen dari masyarakat Indonesia yang setuju dengan adanya tindakan intoleransi di Indonesia. Savic mengugkapkan, bahwa angka ini masih cukup besar di Indonesia. “Ia menegaskan, dalam pertemuan antar lembaga pemberdayaan masyarakat perlu adanya tindakan nyata untuk menghentikan arus intoleransi ini.”

Meski demikian, ada obtimisme, mengingat sebanyak 72 persen masyakat Indonesia tidak menyetujui tindakan intoleransi ini. “Caranya dengan hidup dengan lebih terbuka pada perbedaan yang ada,” ungkap Savic.

Sementara itu, Suhadi Cholil menyinggung kerukunan hidup beragama di Indonesia yang dibanyak komunitas, terlihat kerukunan yang begitu erat terjalin. Suhadi mencontohkan, saat lebaran masjid tidak lagi sanggup menampung umat yang ingin beribadah, maka merak bahkan beribadah sampai di depan sebuah gereja. “Hal ini terjadi di banyak tempat di Indonesia, tidak hanya di Jawa,” ungkap dosen di Universitas Islam Negeri Yogyakarta ini.

Beberapa uskup dari luar negeri juga menghadiri dialog ini. Kardinal Patrick D’Rosario menguugapkan, kondisi di Indonesia tidak jauh berbeda dnegan di Bangladesh. Uskup Agung Dhaka ini mengungkapkan, sebagai meski sebagai minoritas meraka berusaha untuk terbuka untuk hidup dalam kebersamaansebagai suatu bangsa.

Pertemuan tokoh agama Katolik ini diselenggarakan di sela Asian Youth Day 2017. Buya Safii Maarif menjadi salah satu tokoh yang hadir. Selain itu ada juga perwakilan dari beragam komunitas agama di Yogyakarta.

Antonius E. Sugiyanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini