Peserta AYD Belajar Tani Organik di Banyumas

191

HIDUPKATOLIK.com – Para peserta Asian Youth Day (AYD) asal Thailand dan Jepang mengikuti program Day in the Diocese (DID) di Keuskupan Purwokerto. Dalam DID tersebut, mereka tinggal di rumah umat dan mengikuti aneka kegiatan yang telah diagendakan oleh panitia penyelenggara. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain berkunjung ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Dena Upakara, Wonosobo, Jawa Tengah, yang dikelola oleh para Suster Cinta Kasih Putri Maria dan Yosef (PMY); bersilaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Mahasiswa An Najah Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah; dan bertandang ke Paguyuban Cahya Buana, sebuah komunitas penghayat kepercayaan di Bukit Srandil, Adipala, Cilacap, Jawa Tengah.

Para peserta dibagi dalam dua kelompok untuk mengunjungi beberapa komunitas tersebut. Kelompok pertama bertandang ke Ponpes An Najah; sementara kelompok kedua berkunjung ke Paguyuban Cahya Buana. Kegiatan silaturahmi itu digelar pada Selasa, 1/8. Kelompok yang bertandang ke Ponpes An Najah menikmati berbagai penampilan dari para santri dan melakukan dialog dengan mereka. Bahkan, ada sesi tanya jawab dengan Kyai Mohammad Roqib, pengasuh Ponpes An Najah.

Setelah acara di Ponpes An Najah selesai, para peserta AYD, yang terdiri dari delegasi Jepang dan Thailand, serta Orang Muda Katolik (OMK) Keuskupan Purwokerto, diajak mengunjungi praktik pertanian organik di Desa Gewok, Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah. Mereka mendapat kesempatan belajar bagaimana masyarakat bertahan dan melestarikan lingkungan hidup dengan bercocok tanam secara organik. Harapannya, anak-anak muda ini memahami betapa kayanya alam ini sehingga setiap pribadi mesti menjaga dan melestarikannya. Pesan ini juga merupakan penegasan dari seruan Paus Fransiskus yang menyebut “Bumi sebagai Rumah Kita Bersama”.

Ketika mengunjungi para petani organik di Sumbang, para peserta AYD disuguhi aneka makanan tradisional, seperti klubanan, peyek, dan oseng tempe. Mereka sejenak diajak kembali kea lam dengan menyantap sajian tersebut di kebun. Bahkan, cara makannya pun tidak dengan menggunakan sendok-garpu, tetapi langsung disantap dengan tangan. Banyak peserta merasa terkesan dengan pengalaman ini.

R.B.E. Agung Nugroho

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini