Pesan Kyai Roqib untuk Peserta AYD

245
Kyai Mohammad Roqib menyampaikan paparannya di hadapan para peserta AYD-DID Keuskupan Purwokerto di Pondok Pesantren An Najah Baturraden. [www.komkeppurwokerto.net]

HIDUPKATOLIK.com – Pada Selasa, 1/8, Pondok Pesantren (Ponpes) Mahasiswa An Najah Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, kedatangan tamu istimewa. Tamu mereka adalah para peserta Asian Youth Day (AYD) asal Thailand dan Jepang, serta peserta tuan rumah program Day in the Diocese (DID) Keuskupan Purwokerto. Orang Muda Katolik (OMK) yang bertandang ke Ponpes asuhan Kyai Mohammad Roqib ini berjumlah 50 orang.

Dalam acara lawatan untuk bersilaturahmi ini, para peserta AYD disuguhi aneka penampilan kreatif dari santriwan-santriwati yang “mondok” di Ponpes An Najah. Mereka juga mendapat kesempatan untuk berdialog, bertukar pikiran, dan belajar mengenai dunia Islam, terutama seluk beluk pondok pesantren. Tak hanya bertukar pikiran dengan para santri, para peserta AYD juga diberi waktu untuk mendengarkan dan bertanya jawab dengan pengasuh Ponpes An Najah, Kyai Roqib.

Tanya jawab pun berlangsung begitu menarik. Salah satunya adalah penjelasan Kyai Roqib ketika menjawab pertanyaan dari salah satu peserta AYD asal Jepang. Kyai Roqib mengatakan, ada banyak mahasiswa-mahasiswi dan anak-anak muda Kristen atau Katolik yang datang ke Ponpes An Najah. Mereka datang untuk menjalin tali silaturahmi dan belajar mengenal kehidupan para santri. Bahkan, ada juga yang live in dengan tinggal di pondok pesantren cukup lama. Dari anak-anak yang datang tersebut, lanjut Kyai Roqib, tidak ada yang kemudian berpindah agama menjadi Muslim. “Jadi, jangan khawatir,” tegasnya disambut tawa para peserta AYD.

Seorang peserta AYD asal Thailand, Pho merasa senang. Pho bertemu dengan teman senegaranya asal Thailand yang menjadi santriwati di Ponpes An Najah. Sementara itu, seorang peserta AYD asal Purwokerto, Amelina Haryanti begitu terkesan dalam perkenalannya dengan para santriwati. Amelina sempat diajak melihat kamar tidur dan kamar mandi teman barunya yang “mondok” di Ponpes An Najah. Ia merasa bahwa kamar tidur dan kamar mandi pondok pesantren sangat sederhana.

Kyai Roqib juga berpesan kepada para peserta AYD. Menurutnya, seringkali terjadi konflik antarpemeluk agama yang berbeda. Hal ini sebenarnya sangat disayangkan jika terjadi dalam masyarakat. Persoalannya, lanjut Kyai Roqib, biasanya hanya kurang komunikasi dan kurang saling memahami satu sama lain. Jika perbedaan diagung-agungkan, yang muncul justru kebencian dan permusuhan. Namun, jika mencari kesamaan dan saling menerima perbedaan, yang tercipta adalah damai dan harmoni di tengah masyarakat. Oleh karena itu, Kyai Roqib menggarisbawahi bahwa kunjungan silaturahmi para peserta AYD di Ponpes An Najah ini memiliki arti yang sangat penting. Di sinilah sesama saudara dan saudari saling bertemu dan saling mengenal satu sama lain, menjalin tali persaudaraan sebagai bekal hidup rukun. Inilah salah satu cara saling mengenal dan belajar bersikap toleran.

Menurut Amelina, pesan yang ingin disampaikan dalam lawatan ini sudah sangat jelas. Satu hal yang begitu menyentuh, yakni agar tidak membeda-bedakan antaragama.

R.B.E. Agung Nugroho

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini