Menteri Agama dan Sultan Hamengkubuwono X membuka Asian Youth Day 2017

137
Puncak Asian Youth Day 2017 dibuka secara resmi oleh Sultan Hamengkubuwono X, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Mgr Robertus Rubiyatmoko

HIDUPKATOLIK.com – DENGAN membunyikan otok-otok, Sultan Hamengkubuwono X dan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin membuka secara resmi Asian Youth Day 2017 (AYD7). Seketika bunyi otok-otok, ‘alat musik yang terbuat dari bambu ini membahana memenuhi ruangan Jogja Expo Centre Yogyakarta, 2/8.

Event pertemuan anak muda Katolik ini dimulai dengan gempita skitar 3000 anak muda Asia yang memenuhi JEC. Sultan Hamengkubuwono X mengungkapkan, masyarakat Indonesia yang majemuk, selalu membawa problematika. Tantangan selalu ada untuk mewujudkan kehidupan bersama yang damai. Namun, ia mlihat bahwa dengan adanya pesatuan yang dilihat dalam suasana Asian Yoth Day ini membawa harapan akan adanya kehidupan yang toleran serta penuh kedamaian dan kasih sayang. “Toleransi menunjukkan bahwa setiap umat beragama selalu berusaha menunjukkan penghormatan kepada sesama,” kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ini.

Sultan juga mengajak pada peserta untuk meneladan Mgr Albertus Sugijapranoto SJ. Sudah sejak tahun 1940-an, lanjut Sultan, Mgr Sugija telah menunjukkan bagaimana menyatukan antara menjalankan kehidupan beragama selaras dengan rasa cinta kepada tanah air. “Keteladan yang ditunjukkan Mgr Sugojapranoto harus menjadi juga semangat yang kita hidupi.”

Penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah AYD7 diapresiasi oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin. Atas penunjukkan ini, Lukman bersyukur dan turut berbahagia dan bersukacita atas kepercayaan Paus Fransiskus yang menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah AYD7. “Saya ikut merasakan kegembiraan yang ditunjukkan kaum muda dalam kegiatan ini, dalam perjumpaan untuk mempromosikan solidaritas di antara kaum muda Katolik di Asia.”

Kehadiran menunjukkan komitmen menjunjung tinggi keberagaman. Lukman menyinggung perihal tema Asian Youth day, yang secara khusus ingin mengangkat keberagaman dalam budaya-budaya di Asia. “Sesama hakekatnya adalah satu keluarga,” kata Lukman.

Sementara itu, Mgr Rubiyatmoko mengungkapkan rasa syukurnya karena Keuskupan Agung Semarang dipercaya menjadi tuan rumah penyelanggaraan AYD7.

Antonius E. Sugiyanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini