Tahu Gejrot, Bandrek, dan Tari Topeng Sambut Peserta AYD

169

HIDUPKATOLIK.com – DI Keuskupan Bandung, para peserta Asian Youth Day (AYD) ke-7 yang mengikuti Day in the Diocese (DID) diperkenalkan dengan aneka ragam budaya di Tanah Sunda, dari makanan, tarian, hingga musik tradisional. “Para peserta memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan mengenal berbagai budaya di Keuskupan Bandung,” ujar Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Bandung, Romo Christoper Gandhi Wibowo.

Selama tiga hari dua malam, peserta DID-AYD dari kelompok orang muda Katolik Taiwan, Timor Leste, dan Indonesia berproses bersama di Paroki Bunda Maria Dukuh Semar Cirebon, Paroki St Yusuf Cirebon, dan Paroki Kristus Raja Cigugur.

Sesampainya di Kota Udang, Minggu, 30/7, para peserta langsung disuguhi aneka kuliner khas Jawa Barat, seperti tahu gejrot, klepo, jagung rebus, awug, bandrek, dan yang lain. “Ini semua kami siapkan untuk para peserta, terutama peserta dari Taiwan dan Timor Leste, agar mereka dapat merasakan makanan istimewa dari Jawa Barat,” ujar Edo, panitia lokal DID-AYD Keuskupan Bandung di Paroki St Yusuf Cirebon. Selain itu, para peserta juga disuguhi suara merdu dari paduan suara siswa-siswi SMP Santa Maria Cirebon.

Selama di Paroki St Yusuf Cirebon, para peserta akan tinggal bersama orangtua angkat. Mereka akan berproses bersama dalam keluarga masing-masing. “Mereka akan tinggal bersama dalam keluarga. Mereka bisa saling berbagi pengalaman iman,” ujar Pastor Paroki Cirebon Romo Julius OSC.

Peserta DID-AYD 2017 menikmati kuliner khas Jawa Barat. (Boris Silvanus P Situmorang)

Sementara, di paroki tetangga, Paroki Bunda Maria Dukuh Semar Cirebon, para peserta disambut dengan Tari Topeng. Mereka juga diperkenalkan dengan aneka budaya Nusantara dan sejarah Kota Cirebon. “Saya senang dengan Tari Topeng. Ini pertama kali saya lihat, penyambutan yang baik dan luar biasa dari umat Keuskupan Bandung,” ujar Joy, peserta dari Taiwan.

Penyambutan peserta DID-AYD 2017 di Keuskupan Bandung. (Boris Silvanus P Situmorang)

Di Paroki Kristus Raja Cigugur, para peserta yang baru tiba langsung dibawa masuk dalam budaya Sunda dengan alunan khas musik Sunda. Mereka juga disuguhi penampilan Lengser Sunda. “Lengser Sunda menjadi simbol selamat datang dari kami umat Paroki Cigugur kepada para peserta DID-AYD” ujar Didin, Ketua OMK Paroki Kristus Raja Cigugur.

Menurut Kordinator DID-AYD Keuskupan Bandung, Riki, peserta yang live-in di Cigugur akan banyak memiliki kesempatan untuk mengenal kesenian dan budaya Sunda, serta akan lebih banyak berinteraksi secara langsung dengan berbagai keragaman yang ada di Cigugur. Paroki Cigugur sendiri telah menyiapkan berbagai penampilan untuk disajikan kepada para peserta DID-AYD di Keuskupan Bandung.

Boris Silvanus P Situmorang/Y.Prayogo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini